AFI Jatim Geram: Turnamen Futsal Tanpa Izin Picu Kekerasan, Lisensi Pelatih Dipertanyakan
Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) Jawa Timur merespons keras insiden kekerasan yang terjadi dalam turnamen futsal antar pelajar di Surabaya. Peristiwa yang melibatkan seorang pelatih dan pemain berusia 11 tahun itu memicu kekhawatiran mendalam terkait pengawasan dan standar kompetisi futsal di tingkat sekolah.
Insiden bermula saat pertandingan antara MI Al-Hidayah dan SDN Simolawang di Labschool Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Usai meraih kemenangan, seorang pemain MI Al-Hidayah berinisial BAI diduga menjadi korban kekerasan oleh pelatih berinisial BAZ. Tindakan tersebut kemudian dilaporkan ke pihak berwajib oleh keluarga korban.
Ketua AFI Jatim, Arief Anton Sujarwo, menyatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Fokus utama adalah memperkuat koordinasi dengan instansi pendidikan dan meningkatkan sosialisasi mengenai pentingnya penyelenggaraan turnamen futsal yang aman dan sesuai standar.
"Kami akan segera berdialog dengan dinas pendidikan karena banyak turnamen pelajar, baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA, yang kurang mendapat pengawasan," ujar Arief Anton. Ia menyoroti kecenderungan sekolah yang kurang memperhatikan kualifikasi pelatih dan standar keselamatan dalam turnamen yang diikuti oleh tim mereka.
Menurutnya, AFI Jatim merasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap turnamen futsal, terutama yang melibatkan siswa sekolah dasar, diselenggarakan dengan memperhatikan aspek keamanan dan kualitas. Hal ini mencakup pengecekan lisensi pelatih, perizinan turnamen, dan penerapan standar keselamatan yang ketat.
Arief Anton menambahkan bahwa audiensi dengan dinas pendidikan akan segera dilakukan setelah menyelesaikan agenda persiapan pra-Porprov cabang futsal. Ia juga menjelaskan bahwa sanksi terhadap pelatih yang terlibat dalam insiden kekerasan menjadi tanggung jawab pihak sekolah, penyelenggara turnamen, dan keluarga korban, mengingat turnamen tersebut tidak memiliki rekomendasi dari AFI dan pelatih yang bersangkutan tidak memiliki lisensi resmi.
Meski demikian, AFI Jatim akan mencatat nama pelatih tersebut sebagai bahan pertimbangan jika suatu saat ia bermaksud mengikuti kursus kepelatihan resmi. Langkah ini menunjukkan komitmen AFI Jatim untuk menciptakan ekosistem futsal yang lebih baik dan profesional bagi generasi muda di Jawa Timur.
Langkah-langkah yang akan diambil AFI Jatim:
- Audiensi dengan Dinas Pendidikan
- Peningkatan Sosialisasi ke Sekolah-Sekolah
- Pengawasan Lebih Aktif Terhadap Turnamen Futsal
- Pencatatan Nama Pelatih yang Melakukan Tindak Kekerasan
Fokus AFI Jatim:
- Keamanan dan Keselamatan Pemain
- Kualifikasi Pelatih
- Standar Penyelenggaraan Turnamen
- Pencegahan Kekerasan dalam Futsal