Danantara Perluas Kelolaan Aset Negara, GBK Jadi Bagian dari Portofolio

Pemerintah Indonesia tengah melakukan penataan ulang pengelolaan aset negara dengan melibatkan Badan Pengelola Investasi Danantara. Gelora Bung Karno (GBK), salah satu ikon nasional, akan menjadi bagian dari portofolio aset yang dikelola oleh Danantara. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan Danantara berperan aktif dalam pengelolaan aset-aset strategis milik negara.

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menjelaskan bahwa pengalihan pengelolaan GBK ke Danantara masih dalam proses persiapan teknis. Aset GBK yang sebelumnya dikelola dengan skema Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), memerlukan penyesuaian agar selaras dengan mekanisme pengelolaan aset di Danantara. "Ada perbedaan proses pengalihan dari aset-aset di BUMN," ujar Prasetyo, menekankan perlunya kehati-hatian dalam proses transisi ini.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa penambahan GBK ke dalam daftar aset kelolaan akan meningkatkan total nilai aset yang dikelola oleh badan tersebut secara signifikan. Sebelum GBK, Danantara telah mengelola aset senilai 982 miliar dollar AS yang berasal dari ratusan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta entitas anak perusahaannya. Dengan masuknya GBK, yang nilai asetnya ditaksir mencapai 25 miliar dollar AS berdasarkan valuasi delapan tahun lalu, Danantara diperkirakan akan mengelola aset dengan nilai total mencapai 1 triliun dollar AS atau setara dengan Rp 16 kuadriliun.

Rosan menambahkan, pengelolaan GBK oleh Danantara akan dilakukan secara profesional dan terencana. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan potensi GBK sebagai aset yang produktif, mampu menghasilkan return on asset (ROA) dan return on investment (ROI) yang optimal. Danantara akan menerapkan benchmarking dengan standar pengelolaan aset lainnya untuk memastikan GBK memberikan kontribusi maksimal bagi negara.