Sylvana Herman: Perjalanan Spiritual dan Pengorbanan untuk Ibunda Tercinta

Sylvana Herman: Perjalanan Spiritual dan Pengorbanan untuk Ibunda Tercinta

Sylvana Herman, artis serba bisa yang telah menghiasi industri hiburan Indonesia sejak era 1980-an, telah melewati perjalanan hidup yang penuh lika-liku. Dari kariernya sebagai penyanyi, pemain film, teater, hingga model yang diraihnya tanpa restu orang tua, hingga perubahan spiritual yang mendalam, kisah hidupnya menginspirasi banyak orang. Awalnya, ia bahkan harus berbohong kepada orang tuanya untuk mengejar mimpinya di dunia hiburan. "Dulu saya tidak diizinkan orang tua untuk terjun ke dunia hiburan. Saat ingin mengikuti teater, saya beralasan sedang belajar," kenang Sylvana, mengungkapkan masa lalunya yang penuh dengan perjuangan dan rasa bersalah. Pengalamannya bermain teater di TIM memberikannya pengalaman berharga tentang kehidupan nyata yang sederhana dan menyenangkan.

Namun, puncak dari perjalanannya terjadi pada tahun 2013, ketika ibunya meninggal dunia. Kehilangan tersebut menjadi titik balik yang signifikan dalam hidupnya. Rasa kehilangan yang mendalam membuatnya mengalami masa-masa sulit dan mencari arti kehidupan yang lebih dalam. "Kehilangan ibu bagaikan kehilangan separuh hidupku. Beliau adalah cinta, semangat, dan penyembuhku. Sentuhannya saja sudah cukup untuk membuatku sehat," ungkap Sylvana dengan nada penuh haru. Kesedihan yang mendalam ini akhirnya mengarah pada perubahan spiritual yang signifikan dalam hidupnya, yaitu hijrah pada tahun 2014.

Hijrah yang dilakukan Sylvana Herman bukan semata-mata perubahan penampilan dengan berhijab, tetapi merupakan transformasi batin yang mendalam. Dia menjelaskan bahwa keinginannya untuk memberikan mahkota kepada ibunya di Padang Mahsyar menjadi motivasi utama di balik keputusannya. Di usia 50 tahun, ia bahkan kembali belajar membaca huruf hijaiyah sebagai bentuk penyertaan dalam perjalanannya mencari keridhoan Tuhan. Dukungan dari teman dan lingkungan sekitar menjadi pemicu dan penguatan dalam perjalanannya ini. "Hidupnya masih ke sana kemari, kasihan orang tuanya bisa disiksa. Akhirnya saya putuskan hijrah total dan insyaallah berharap suatu saat bisa memberi mahkota pada Mama," harap Sylvana dengan penuh keyakinan.

Perjuangan Sylvana tidak berhenti di situ. Ia terus berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sekaligus menjalani tugas sebagai seorang artis yang terkenal. Kisah Sylvana Herman bukan sekadar cerita seorang artis yang berhijrah, tetapi juga kisah pengorbanan seorang anak yang mencari ridho Allah SWT untuk menghibur hati ibunya di akhirat kelak. Kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk mencari arti kehidupan yang lebih bermakna dan menjalankan kehidupan dengan penuh keikhlasan.