Perjuangan Sarinah: Nenek Penjual Jamu dan Keripik di Trenggalek Wujudkan Impian Haji Setelah 18 Tahun Menabung
TRENGGALEK - Kisah inspiratif datang dari Sarinah, seorang wanita berusia 75 tahun asal Dusun Duwet, Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan, Trenggalek. Setelah berjuang selama 18 tahun, Sarinah akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 2025.
Sarinah, yang sehari-harinya berprofesi sebagai penjual jamu tradisional dan keripik, membuktikan bahwa dengan ketekunan dan niat yang kuat, segala impian dapat diraih. Sejak pensiun dari pekerjaannya sebagai staf tata usaha di SMK Karya Dharma pada tahun 2007, Sarinah memiliki keinginan yang kuat untuk menyempurnakan rukun Islamnya.
"Ingin berangkat haji karena itu ibadah," ungkap Sarinah, dengan mata berbinar.
Perjuangan Tanpa Henti
Untuk mewujudkan impiannya, Sarinah mengisi masa pensiunnya dengan berjualan makanan ringan. Ia membeli berbagai jenis keripik seperti keripik tempe, keripik pisang, dan keripik mbote (ubi talas), lalu mengemasnya kembali dalam ukuran kecil.
Setiap pagi, Sarinah diantar oleh putranya yang bekerja sebagai guru SD menuju sejumlah instansi pemerintahan di Trenggalek. Beberapa instansi yang menjadi langganannya antara lain Polres Trenggalek, DPRD Trenggalek, BPS, Dinas PU (Binamarga dan Penataan Ruang), dan Rutan Kelas IIB Trenggalek.
Sambil menjajakan dagangannya dari satu ruangan ke ruangan lain, Sarinah juga menawarkan jamu tradisional buatannya. Harga per bungkus keripik Rp 5 ribu dengan keuntungan Rp 2 ribu per kemasan. Jamu tradisionalnya juga laris manis, menambah pundi-pundi tabungannya.
Tak jarang, Sarinah harus berjalan kaki hingga 1-3 kilometer menuju simpang tiga Hotel Widowati di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek, jika dagangannya belum habis terjual. Ia baru pulang sekitar pukul 1 siang dengan menumpang bus.
Menabung dengan Gigih
Sarinah menuturkan bahwa uang yang ia gunakan untuk mendaftar haji berasal sepenuhnya dari hasil berjualan makanan ringan dan jamu. Gaji pensiunannya dari SMK Karya Dharma hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kalau pas laku banyak, saya sisihkan uangnya untuk menabung haji. Alhamdulillah saya pensiun tahun 2007 lalu tahun 2012 bisa daftar haji dan tahun ini berangkat," jelasnya dengan nada syukur.
Kisah Sarinah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kegigihan, ketekunan, dan niat yang tulus adalah kunci untuk meraih impian, meski dengan segala keterbatasan.