Ancaman Runtuhnya Jembatan Mahakam I Mendorong Desakan Penutupan Total Jalur Bawah Jembatan
Kekhawatiran akan keselamatan publik dan integritas struktural Jembatan Mahakam I di Samarinda semakin meningkat setelah serangkaian insiden tabrakan ponton batu bara. Ketua DPRD Kalimantan Timur, Hasanuddin Mas'ud, dengan tegas menyerukan penutupan total akses di bawah jembatan hingga jaminan keamanan yang komprehensif dapat diberikan.
Desakan ini muncul sebagai respons terhadap insiden terbaru pada Sabtu malam, 26 April 2025, yang mengakibatkan kerusakan struktural pada pier keempat (P4) jembatan. Sebelumnya, pada Februari 2025, pier ketiga (P3) juga mengalami kerusakan akibat tertabrak ponton bermuatan kayu, yang menyebabkan pergeseran sambungan siar muai (expansion joint). Hasanuddin menekankan bahwa penutupan sementara untuk investigasi tidaklah cukup, dan tindakan pencegahan yang lebih permanen diperlukan untuk menghindari terulangnya insiden serupa.
Penutupan Akses Mendesak
“Menurut saya, yang perlu ditutup itu bukan di atas, tapi di bawah. Karena eksidennya selalu berulang di bawah. Kalau menutup di atas hanya saat investigasi, setelah itu dibuka lagi, ya tidak menyelesaikan masalah,” tegas Hasanuddin usai rapat dengar pendapat (RDP) di DPRD Kaltim, Senin, 28 April 2025.
Kekhawatiran Hasanuddin diperkuat oleh fakta bahwa insiden tabrakan terjadi di luar jam pandu resmi yang ditetapkan oleh otoritas pelabuhan. Ia menduga adanya praktik ilegal yang memungkinkan aktivitas pengolongan di luar jam yang ditentukan dan menyerukan investigasi menyeluruh terhadap kemungkinan adanya kolusi.
Trauma Tragedi Jembatan Kutai Kartanegara
Hasanuddin juga mengingatkan akan trauma mendalam yang dirasakan masyarakat Kalimantan Timur akibat ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara pada tahun 2011, yang menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian besar. Ia tidak ingin tragedi serupa terulang di Jembatan Mahakam I akibat kelambatan dalam mengambil tindakan pencegahan.
Investigasi Menyeluruh dan Pembangunan Fender
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur telah mengumumkan rencana untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap kerusakan jembatan. Akses lalu lintas di atas jembatan akan ditutup sementara pada Rabu, 30 April 2025, dari pukul 07.00 hingga 17.00 WITA untuk keperluan uji geometrik dan dinamik struktur.
Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio, menjelaskan bahwa kerusakan yang terdeteksi meliputi kulit beton yang rompal dan item struktural yang terkelupas. Data kerusakan telah didokumentasikan dan akan diklaim kepada perusahaan pemilik tongkang, PT Energi Samudra Logistik.
Namun, Hasanuddin menilai bahwa tindakan tersebut belum cukup. Ia mendesak agar pembangunan pelindung jembatan (fender) segera direalisasikan, mengingat hingga kini belum ada kejelasan tentang jadwal pembangunan. Hasanuddin menekankan bahwa investasi dalam pembangunan fender sangat penting untuk melindungi jembatan dari kerusakan lebih lanjut dan mencegah potensi bencana.
Peringatan Keras
Dalam pernyataannya, Hasanuddin menyampaikan pesan tegas kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pengelolaan lalu lintas sungai di Samarinda untuk mengutamakan keselamatan masyarakat di atas kepentingan ekonomi. Ia memperingatkan agar tidak ada pihak yang hanya memikirkan keuntungan pribadi tanpa mempertimbangkan risiko terhadap keselamatan publik.
Keselamatan Publik Prioritas Utama
“Jangan egois. Jangan hanya berpikir bagaimana tongkang bisa lewat, tapi tidak melakukan pengamanan. Ini bukan soal proyek, ini soal keselamatan masyarakat,” tandasnya.