Kesiapan Hadapi Puncak Haji 2025: Lebih dari Seribu Tenaga Kesehatan Disiagakan

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi puncak pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M dengan menyiagakan 1.044 petugas kesehatan. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap potensi risiko kesehatan yang dihadapi jemaah, terutama pada fase-fase krusial seperti wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan lempar jumrah di Mina.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa penempatan tenaga kesehatan yang memadai pada fase-fase akhir ibadah haji ini sangat penting, mengingat kondisi fisik jemaah yang semakin menurun akibat kelelahan dan aktivitas fisik yang intens. Tenaga kesehatan ini akan bekerja sama dengan 330 Petugas Haji Daerah (PHD) dari berbagai provinsi, mendampingi jemaah haji dari setiap kloter.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya komprehensif pemerintah untuk menekan angka kematian dan kejadian darurat medis selama musim haji. Pemerintah berupaya merespon sorotan dari otoritas Arab Saudi terkait tingginya angka kematian jemaah Indonesia pada musim-musim haji sebelumnya, terutama pada tahun 2022-2023.

Selain kesiapan tenaga kesehatan, Kemenkes juga melakukan efisiensi dalam pengadaan obat-obatan. Strategi pembelian obat-obatan langsung di Arab Saudi akan diterapkan untuk menghindari penumpukan, potensi kedaluwarsa, dan memastikan ketersediaan obat sesuai kebutuhan riil di lapangan.

"Strategi pembelian obat-obatan di Arab Saudi dinilai lebih efektif dibandingkan pengiriman dalam jumlah besar dari Indonesia," ujar Budi Gunadi.

Kemenkes juga menjamin ketersediaan vaksin bagi seluruh jemaah haji Indonesia. Sebanyak 211.751 dosis vaksin meningitis dan 203.410 dosis vaksin polio telah dialokasikan untuk 203.320 calon haji reguler, sesuai dengan distribusi provinsi.

Kerja sama dengan otoritas kesehatan Arab Saudi juga diperkuat dengan menunjuk Abeer Medical Group sebagai mitra utama pelayanan medis jemaah Indonesia. Penunjukan ini memungkinkan jemaah mendapatkan rujukan langsung ke jaringan rumah sakit di Arab Saudi tanpa melalui proses berjenjang, sehingga penanganan medis dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.

Budi Gunadi menambahkan bahwa langkah ini memperkuat sistem rujukan darurat bagi jemaah yang mengalami gangguan kesehatan serius, seperti serangan jantung dan stroke, agar dapat segera ditangani di fasilitas kesehatan dengan peralatan lengkap di Arab Saudi.

Dengan berbagai persiapan yang matang, diharapkan pelaksanaan ibadah haji 2025 dapat berjalan lancar dan aman bagi seluruh jemaah haji Indonesia. Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dijadwalkan mulai pada 2 Mei 2025, dengan kuota haji Indonesia tahun ini sebanyak 221.000 orang, terdiri dari 203.320 jemaah reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.

Rincian Kesiapan:

  • Tenaga Kesehatan: 1.044 petugas
  • Pendamping Jemaah: 330 Petugas Haji Daerah (PHD) per kloter
  • Vaksin Meningitis: 211.751 dosis
  • Vaksin Polio: 203.410 dosis
  • Jemaah Haji Reguler: 203.320 orang
  • Jemaah Haji Khusus: 17.680 orang
  • Total Kuota Haji: 221.000 orang