Tantangan Regenerasi Petani dan Dampak Iklim: Persamaan Masalah Pertanian Indonesia dan Jepang

Indonesia dan Jepang menghadapi tantangan serupa di sektor pertanian, terutama terkait regenerasi petani dan dampak perubahan iklim. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan hal ini setelah pertemuan dengan Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Kelautan Jepang, Taku Eto, di Jakarta.

Menurut Arief, Jepang juga mengalami masalah dengan mayoritas petani yang sudah berusia lanjut, rata-rata di atas 60 tahun. Selain itu, generasi muda di Jepang kurang tertarik untuk terjun ke sektor pertanian. Kondisi ini, menurut Arief, sangat mirip dengan situasi yang terjadi di Indonesia.

“Anak-anak muda enggak mau pindah ke pertanian. Sebenarnya kan hampir mirip-mirip ya, hampir mirip dengan Indonesia,” kata Arief.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga menyampaikan pandangan serupa setelah pertemuan dengan Menteri Taku. Amran menyoroti bahwa perubahan iklim menjadi tantangan utama bagi pertanian di kedua negara.

Perubahan iklim global memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian di berbagai negara. Penurunan produktivitas menjadi salah satu konsekuensi utama yang dirasakan.

Masalah ini tidak hanya dialami oleh Indonesia dan Jepang, tetapi juga negara-negara lain seperti Filipina dan Malaysia. Meski demikian, Amran menyatakan rasa syukur karena Indonesia mampu memitigasi risiko dan dampak perubahan iklim yang dihadapi pada tahun sebelumnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari tahun ke tahun.

  • Pada tahun 1995, kontribusi sektor pertanian sebesar 17,1 persen terhadap PDB.
  • Angka ini terus menurun menjadi 13,5 persen pada tahun 2015.
  • Pada tahun 2023, kontribusi sektor pertanian hanya sebesar 12,5 persen terhadap PDB.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian juga mengalami penurunan.

  • Pada tahun 1995, sektor pertanian menyerap 46 persen tenaga kerja.
  • Angka ini berkurang menjadi 32,9 persen pada tahun 2015.
  • Pada tahun 2023, hanya 29,4 persen tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian.

Penurunan kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia menghadapi tantangan serius. Regenerasi petani menjadi isu krusial untuk memastikan keberlanjutan sektor ini di masa depan. Selain itu, upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim juga menjadi sangat penting untuk menjaga produktivitas pertanian.

Kerja sama antara Indonesia dan Jepang di sektor pertanian diharapkan dapat memberikan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Pertukaran pengetahuan dan teknologi dapat membantu meningkatkan produktivitas, menarik minat generasi muda untuk bertani, dan mengurangi dampak perubahan iklim.