Program Makan Bergizi Gratis Dikritik ICW: Ancam Ekonomi Kantin Sekolah dan Bebani Guru
Inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digalakkan pemerintah menuai sorotan dari Indonesia Corruption Watch (ICW). Lembaga pengawas korupsi ini menilai program tersebut berpotensi mengganggu ekosistem ekonomi di lingkungan sekolah dan menambah beban kerja tenaga pengajar.
Eva Nurcahyani, staf Divisi Riset ICW, mengungkapkan kekhawatiran terkait dampak langsung MBG terhadap kelangsungan usaha kantin sekolah. Berdasarkan hasil investigasi lapangan dan wawancara dengan sejumlah pemilik kantin, terungkap bahwa program MBG secara signifikan mengurangi pendapatan mereka. Ironisnya, implementasi MBG terkesan mengabaikan keberadaan kantin yang telah lama menjadi bagian integral dari kehidupan sekolah.
"Seharusnya ada sinergi antara program MBG dengan kantin sekolah. Keterlibatan kantin dalam penyediaan makanan bergizi akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan memastikan keberlanjutan usaha mereka," ujar Eva dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Selain masalah ekonomi, ICW juga menyoroti potensi penambahan beban kerja bagi guru. Keterlibatan guru dalam proses distribusi dan pengawasan makanan MBG dikhawatirkan akan mengganggu fokus mereka dalam kegiatan belajar-mengajar.
"Guru memiliki peran sentral dalam pendidikan. Membebani mereka dengan tugas tambahan di luar tugas utama akan berdampak negatif terhadap kualitas pembelajaran di kelas," tegas Eva.
Persoalan lain yang diangkat ICW adalah terkait aksesibilitas dan inklusivitas program MBG di Sekolah Luar Biasa (SLB). Di SLBN Jakarta, misalnya, ditemukan bahwa menu makanan yang disediakan tidak mempertimbangkan kebutuhan gizi khusus siswa dengan disabilitas.
"Setiap siswa, terutama mereka yang memiliki kebutuhan khusus, memerlukan asupan gizi yang berbeda. Program MBG seharusnya dirancang dengan mempertimbangkan keberagaman kebutuhan siswa," jelas Eva.
ICW mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap desain dan implementasi program MBG. Evaluasi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih adaptif terhadap realitas di lapangan dan memastikan bahwa program tersebut benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh siswa tanpa merugikan pihak lain.
Temuan ini merupakan hasil pemantauan langsung yang dilakukan ICW di sejumlah sekolah di Jakarta sejak 12 Maret hingga 24 April 2025.