SNPMB Ungkap Sindikat Joki UTBK 2025: AI Digunakan untuk Manipulasi Identitas Peserta
Badan Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) membongkar praktik kecurangan terorganisir dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025. Modus operandi yang digunakan sindikat ini tergolong canggih, memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi identitas peserta.
Eduart Wolok, Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, mengungkapkan bahwa sindikat joki ini menggunakan foto yang dimodifikasi dengan AI. Satu foto diubah sedemikian rupa untuk menghasilkan beberapa identitas peserta ujian yang berbeda.
"Ditemukan empat kartu peserta dengan satu foto yang diubah tingkat kemiripannya menggunakan AI," ujar Eduart dalam konferensi pers yang diadakan secara hybrid di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Lebih lanjut Eduart menyebutkan, seorang joki bernama Lukas Valentino Nainggolan teridentifikasi terlibat dalam memfasilitasi kecurangan untuk empat peserta. Jumlah ini masih bersifat sementara karena SNPMB terus melakukan penelusuran lebih lanjut.
Praktik perjokian ini terungkap di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Di lokasi yang sama, dua kasus serupa melibatkan joki lain bernama Khamila Djibran yang membantu dua peserta, dan Healthy Febriana Jessica yang membantu satu peserta.
Modus Operandi Lain: Peralatan Tersembunyi
Selain pemalsuan identitas dengan AI, SNPMB juga mengungkap modus kecurangan lain yang melibatkan penggunaan peralatan tersembunyi. Di Universitas Diponegoro (Undip), seorang peserta kedapatan menyembunyikan kamera dan telepon seluler di dalam ciput (dalaman jilbab). Diduga, pemancar (transmitter) disembunyikan di kuncir rambut, sementara alat bantu dengar dipasang di telinga.
Modus serupa juga ditemukan di Universitas Sumatera Utara (USU), di mana peserta memasang kamera tersembunyi di kedua sisi kacamata. Mikrofon juga dipasang untuk mengirimkan instruksi kepada peserta ujian.
"Kecurangan di USU terungkap berkat laporan dari peserta lain yang merasa curiga dengan gerak-gerik peserta di sebelahnya," jelas Eduart.
Dari pengungkapan kasus di USU, tujuh orang tertangkap tangan melakukan perjokian untuk 30 peserta. Para joki mengerjakan soal dari jarak jauh, tepatnya di sebuah hotel.
Keterlibatan Orang Dalam di Unej
Kasus pelanggaran UTBK di Universitas Jember (Unej) mengindikasikan adanya keterlibatan orang dalam. Oknum tersebut memasang perangkat sebagai proxy untuk menghubungkan komputer peserta dengan jaringan eksternal.
"Perangkat tersebut disembunyikan di atas kardus printer di atas lemari, seolah-olah tidak ada yang mencurigakan," ungkap Eduart.
Eduart Wolok menegaskan bahwa kecurangan yang terjadi dalam UTBK kali ini terstruktur dan terencana dengan matang.