Erick Thohir Angkat Bicara Soal Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Ketua Umum PSSI

Polemik mengenai potensi perubahan statuta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait masa jabatan ketua umum kembali mencuat. Isu ini bermula dari pernyataan Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, yang mengindikasikan adanya kemungkinan seorang ketua umum dapat menjabat hingga tiga periode. Wacana ini direncanakan akan menjadi salah satu topik pembahasan utama dalam Kongres Tahunan PSSI 2025 yang akan diselenggarakan pada 4 Juni mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PSSI saat ini, Erick Thohir, memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa merujuk pada Statuta PSSI edisi 2019, sebenarnya tidak ada larangan bagi seorang ketua umum maupun anggota Komite Eksekutif (Exco) untuk menjabat selama tiga periode. Periode tersebut dapat dijalankan secara berturut-turut maupun terpisah.

"Peraturan dari FIFA itu menyatakan bahwa pengangkatan kepengurusan itu maksimal tiga kali. Sudah ada, jadi tidak ada yang diubah-ubah," ujar Erick Thohir kepada awak media.

Erick Thohir juga menyinggung praktik di negara lain terkait masa jabatan ketua umum federasi sepak bola. Ia mencontohkan kasus di Korea Selatan, di mana pemilihan ketua umum dan anggota Exco dilakukan secara terpisah. Menurutnya, tidak ada standar baku yang diterapkan secara universal.

Namun, Erick Thohir menegaskan bahwa dirinya secara pribadi tidak berencana untuk mengubah statuta PSSI terkait pembatasan masa jabatan. Ia berpendapat bahwa pembatasan masa jabatan merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi yang sehat.

"Kalau saya di alam demokrasi ini, saya percaya harus ada pembatasan. Jangan sampai PSSI ini ketua umumnya itu-itu saja. Harus ada batasan. Sebuah organisasi yang baik itu ketua umumnya seumur hidup. Tidak ada," tegasnya.

Erick Thohir menambahkan bahwa wacana pembahasan revisi Statuta PSSI dalam Kongres Tahunan mendatang tidak hanya terbatas pada isu durasi masa jabatan. Ia percaya bahwa prinsip-prinsip demokrasi harus terus dijaga dalam pengelolaan PSSI.

"Saya percaya era demokrasi selalu ada tugas dan kewajiban, dan eranya semua ada. AFC tidak melarang pembatasan, tetapi kami di PSSI dan saya secara pribadi, saya percaya demokrasi ini harus terus dijaga," pungkasnya.

Kongres Tahunan PSSI 2025 : agenda yang akan dibahas

Kongres Tahunan PSSI yang akan digelar pada 4 Juni 2025 mendatang akan membahas sejumlah agenda penting, termasuk potensi revisi statuta. Revisi ini berpotensi mencakup berbagai aspek, tidak hanya terbatas pada durasi masa jabatan ketua umum dan anggota Komite Eksekutif (Exco).

Perlu dicatat bahwa Statuta PSSI edisi 2019 saat ini tidak secara eksplisit melarang seorang ketua umum untuk menjabat hingga tiga periode, baik secara berturut-turut maupun terpisah. Namun, wacana untuk memperjelas atau membatasi hal ini kemungkinan akan menjadi perdebatan menarik dalam kongres mendatang.

Selain isu masa jabatan, kongres juga akan membahas berbagai hal lain yang berkaitan dengan pengembangan sepak bola di Indonesia, termasuk program pembinaan usia muda, peningkatan kualitas kompetisi, dan peningkatan profesionalisme pengelolaan klub.