Perbedaan Nasib Penjual Kurma di Malang: Antara Sepi dan Ramai di Awal Ramadhan
Perbedaan Nasib Penjual Kurma di Malang: Antara Sepi dan Ramai di Awal Ramadhan
Ramadhan 1446 H di Kota Malang, Jawa Timur, menyajikan gambaran kontras dalam bisnis penjualan kurma. Di tengah meningkatnya tren belanja online, beberapa pedagang mengalami penurunan penjualan yang signifikan, sementara yang lain justru menikmati peningkatan penjualan hingga lebih dari 100 persen. Fenomena ini mencerminkan dinamika pasar dan strategi bisnis yang dijalankan masing-masing pelaku usaha.
Salah satu contohnya adalah Toko Amanah di Jalan Piere Kapten Tendean. Ahmad Soni, pegawai toko tersebut, melaporkan penurunan penjualan yang cukup drastis. Penjualan kurma harian yang biasanya mencapai 20 kilogram di Ramadhan tahun sebelumnya, kini hanya berkisar 8-10 kilogram. Soni menduga, penurunan ini disebabkan oleh pergeseran kebiasaan konsumen yang lebih memilih berbelanja online. Kemudahan dan kepraktisan berbelanja online, tanpa perlu keluar rumah, menjadi daya tarik utama. Selain itu, kenaikan harga kurma juga turut mempengaruhi minat beli konsumen. Harga kurma di Toko Amanah bervariasi, mulai dari Rp 40.000 hingga Rp 121.000 per kilogram, dengan kenaikan harga beberapa jenis kurma mencapai Rp 20.000 hingga Rp 30.000. Meskipun toko online juga membebankan ongkos kirim, namun kenyamanan berbelanja online tetap menjadi faktor penentu bagi sebagian konsumen. Sebagai informasi tambahan, Toko Amanah berkomitmen untuk tidak menjual kurma asal Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
Berbeda halnya dengan Toko Raja Kurma di Jalan Yulius Usman. Pemilik toko, Zakaria, justru merasakan peningkatan penjualan yang sangat signifikan, lebih dari 100 persen. Setiap hari, toko ini kedatangan satu truk kurma (sekitar 7 ton) dari berbagai jenis, dan dalam beberapa hari awal Ramadhan, telah terjual hingga 10-15 truk kurma. Jenis kurma yang paling laris adalah kurma Mesir seperti Golden Valley, Sukari dan Ajwa dari Arab Saudi, serta kurma Ruthob dari Libya. Layaknya Toko Amanah, Toko Raja Kurma juga tidak menjual kurma asal Israel. Sebagai gantinya, mereka menyediakan kurma Medjool dari Palestina dengan sertifikasi keaslian dari petani setempat. Harga kurma eceran di Toko Raja Kurma berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 300.000 per kilogram, sedangkan kurma kemasan kardus (10 kilogram) dihargai Rp 185.000 hingga Rp 300.000. Zakaria menjelaskan bahwa penyesuaian harga mengikuti harga dari pemasok. Kenaikan harga hanya terjadi pada beberapa jenis kurma tertentu, seperti kurma Khalas Saad.
Kesimpulannya, dua kisah berbeda dari penjual kurma di Kota Malang ini menggambarkan betapa dinamisnya pasar dan pentingnya strategi bisnis yang tepat dalam menghadapi persaingan, terutama di era digital saat ini. Keberhasilan Toko Raja Kurma dalam mempertahankan, bahkan meningkatkan penjualan, menunjukkan kemampuan beradaptasi dan memahami kebutuhan pasar. Sementara itu, pengalaman Toko Amanah menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya strategi pemasaran dan antisipasi terhadap pergeseran tren konsumsi.