Parkir Elektronik di Jalan Sabang Terkendala: Mesin Sering Bermasalah, Warga Keluhkan Ketidaknyamanan
Jakarta, DKI Jakarta - Sistem parkir elektronik (TPE) yang diharapkan dapat memberikan kemudahan dan efisiensi di kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat, justru menghadapi sejumlah kendala. Beberapa mesin TPE dilaporkan sering mengalami gangguan, mulai dari kerusakan teknis hingga masalah operasional seperti kehabisan kertas struk atau mati mendadak. Kondisi ini memaksa juru parkir untuk kembali menggunakan metode manual, mencatat waktu parkir secara tradisional, sebagai solusi sementara.
Adi Pramono, petugas dari Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, mengungkapkan bahwa dari 11 mesin TPE yang terpasang di Jalan Sabang, setidaknya dua di antaranya dalam kondisi rusak. Ia juga menambahkan bahwa masalah mesin yang sering mati tiba-tiba sudah berlangsung cukup lama. Ketidakpastian ini menyebabkan juru parkir harus proaktif mencatat plat nomor kendaraan yang parkir secara manual, sebagai langkah antisipasi jika mesin TPE bermasalah.
Abdul, seorang warga Gambir yang sering memarkirkan kendaraannya di Jalan Sabang, mengaku merasa kesulitan ketika mesin TPE tidak berfungsi. Ia terpaksa harus mencari mesin lain yang masih aktif, bahkan jika lokasinya agak jauh dari tempat ia parkir. "Kalau rusak, ya pasti kesulitan saat mau bayar. Biasanya kami dioper ke mesin lain yang masih aktif. Misalnya parkir di depan rumah makan, tapi mesinnya rusak. Jadi, kami harus tap kartu di mesin lain yang agak jauh," ujarnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Rido, seorang pengendara motor yang juga sering parkir di Jalan Sabang. Ia memahami bahwa kerusakan mesin TPE merepotkan pengguna parkir, dan mengapresiasi inisiatif juru parkir yang mencatat data secara manual. "Iya kalau rusak atau eror pasti kita yang susah, diarahin ke mesin yang masih aktif. Kita sih engga masalah ya. Saya lihat juru parkirnya juga catat manual, mungkin takut tiba-tiba mesinnya eror," kata Rido.
Sebelumnya, kawasan Cikini dan Sabang memang menjadi lokasi percontohan penerapan sistem parkir elektronik di Jakarta Pusat. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak mesin TPE di berbagai titik di Jakarta mengalami kerusakan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama kerusakan adalah sulitnya mendapatkan suku cadang pengganti. Mesin-mesin TPE tersebut merupakan produk impor dari Swedia, dan kerja sama dengan pihak penyedia, PT Agung Tunas Perkasa (ATP), telah berakhir sejak tahun 2016. "Mesin parkir elektronik itu kalau mau diperbaiki, sekarang sparepart-nya enggak ada. Karena barang ini kan diimpor dari Swedia," ujar Syafrin.
Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem parkir elektronik yang ada, serta mencari solusi untuk mengatasi masalah ketersediaan suku cadang dan pemeliharaan mesin TPE. Jika tidak segera diatasi, masalah ini dapat mengganggu kenyamanan pengguna parkir dan mengurangi efektivitas sistem parkir elektronik yang telah diterapkan.