Diduga Rusak Fasilitas Sekolah, Seorang Ibu di Lebak Banten Mengganti Meja dan Kursi Anaknya

Aksi seorang ibu di Kabupaten Lebak, Banten, menjadi sorotan setelah ia mengganti satu set meja dan kursi yang diduga dirusak oleh anaknya di sekolah. Arta Grace Monica (35), nama ibu tersebut, tampak mengangkut sendiri meja dan kursi tersebut ke SD 2 Pasir Tangkil, Kecamatan Warunggunung, pada Senin (28/5/2025).

Kejadian ini bermula ketika Arta menerima teguran dari kepala sekolah melalui grup WhatsApp orang tua murid. Teguran tersebut berisi imbauan agar para siswa tidak merusak fasilitas sekolah. Pemicunya adalah kondisi meja dan kursi yang biasa digunakan oleh anak Arta. Meskipun Arta telah mengkonfirmasi kepada anaknya dan mendapat jawaban bahwa kerusakan kursi sudah terjadi sebelumnya, ia tetap bersedia untuk bertanggung jawab.

"Saya tanya ke anak saya, kata anak saya itu memang sudah rusak sebelumnya, tapi saya bersedia ganti," ujar Arta.

Arta kemudian membeli satu set meja dan kursi baru secara online dengan harga Rp400.000. Ia kemudian membawa sendiri perabotan tersebut ke sekolah, bahkan sempat menuliskan pesan di atas meja dengan spidol hitam yang berbunyi: "Meja ini dapat dibeli oleh orangtua karena disuruh mengganti." Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk protes atas apa yang dialaminya.

Kepala Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD) Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Hadi Mulya, menjelaskan bahwa insiden ini dipicu oleh kesalahpahaman antara orang tua dan pihak sekolah. Menurutnya, kepala sekolah hanya menyampaikan imbauan secara umum, bukan menuduh secara langsung.

"Salah paham, karena kepala sekolah hanya mengimbau saja awalnya," kata Hadi.

Hadi menambahkan bahwa mediasi telah dilakukan antara kedua belah pihak dan masalah ini telah diselesaikan. Bupati Lebak, Hasbi Asyidiki Jayabaya, bahkan turun tangan langsung dengan mengganti uang pembelian meja dan kursi kepada Arta. Meja dan kursi yang sempat diserahkan ke sekolah pun telah dikembalikan kepada Arta. Dinas Pendidikan juga mengimbau agar pihak sekolah lebih berhati-hati dalam menyampaikan teguran, terutama melalui grup WhatsApp.

Pasca kejadian ini, Dinas Pendidikan memastikan bahwa anak Arta tidak akan mengalami diskriminasi di sekolah.