Warung Makan Weni: Kisah Sukses Kuliner Seafood di Pulau Tidung Berkat KUR BRI
Pulau Tidung, yang terkenal dengan Jembatan Cinta sebagai ikonnya sejak tahun 2009, kini tak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman kuliner yang menggugah selera. Seiring dengan perkembangan pariwisata, bisnis kuliner, khususnya hidangan laut, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Di tengah hiruk pikuk pariwisata Pulau Tidung, Warung Makan Weni milik Ibu Masripah (48) menjadi saksi bisu perkembangan tersebut. Awalnya berjualan di dekat Jembatan Cinta, Ibu Masripah harus menghadapi persaingan ketat yang memaksanya untuk pindah ke area pemukiman. Namun, kepindahan ini tak menyurutkan pelanggannya. Justru, warung makannya semakin dikenal, bahkan oleh wisatawan mancanegara.
"Ada yang datang ke sini sama operator travel, tapi kebanyakan mandiri, mereka mau makan ikan yang bisa pilih sendiri," ujar Ibu Masripah. Keunikan warungnya adalah wisatawan dapat memilih sendiri ikan segar yang akan diolah.
Momen Lebaran menjadi berkah tersendiri bagi Warung Makan Weni. Pada hari pertama dan kedua Lebaran, warungnya dipenuhi pengunjung. Bahkan, saat Ibu Masripah sedang sibuk mempersiapkan pernikahan putrinya, cucunya memberitahukan bahwa ada belasan orang yang mengantre untuk memesan ikan bakar. Hal ini membuktikan popularitas warung makannya di kalangan wisatawan.
Setiap akhir pekan, Ibu Masripah menyiapkan sekitar 20 kg ikan untuk dibakar. Saat libur panjang, tiga kulkas berkapasitas 50 kg pun penuh dengan berbagai jenis hidangan laut seperti ikan, udang, dan cumi-cumi. Pelanggan setianya sering memesan ikan hingga 5 kg untuk diantar ke penginapan. Pesanan bahkan bisa menumpuk hingga pukul 2 pagi.
"Langganan pasti ke sini, banyak ikan bakar lain tapi di sini bumbunya beda," ungkap Ibu Masripah, yang menonjolkan keunggulan bumbu racikannya.
Keberhasilan Warung Makan Weni tak lepas dari dukungan BRI melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selama 6 tahun terakhir, Ibu Masripah telah tiga kali menerima pinjaman KUR dari BRI.
- Pinjaman pertama: Rp 50 juta
- Pinjaman kedua: Rp 50 juta
- Pinjaman ketiga: Rp 40 juta
Warung seafood ini menjadi bukti nyata komitmen BRI dalam mengembangkan UMKM di Pulau Tidung. Meskipun laris manis, harga ikan bakar di Warung Makan Weni tetap terjangkau, sekitar Rp 120 ribu per kilo, dengan ikan segar dan bumbu yang khas.
Ibu Masripah dibantu oleh 3 karyawan dan keluarganya terus berupaya untuk mengembangkan usahanya. Modal usaha yang diperoleh dari BRI sangat membantu, terutama dalam menghadapi mahalnya sewa tanah usaha yang mencapai Rp 12 juta per tahun.
"Berterima kasih sama BRI, karena bisa dapat suntikan dana buat modal usaha," pungkasnya.
Panca Haryono (39), SPV Unit Kencana Pluit yang membawahi nasabah di Kepulauan Seribu, menyadari bahwa Pulau Tidung sangat bergantung pada pariwisata. BRI hadir melalui Teras BRI Kapal, memungkinkan mantri BRI untuk langsung memberikan modal usaha kepada UMKM di pulau-pulau.
"Orang-orang pulau sangat terbantu dengan ini. BRI lebih mengembangkan nasabah yang memiliki warung dan potensi wisata," tutupnya.