Keluarga Asal Depok Terlantar di Pelabuhan Tanjung Priok Usai Dijanjikan Pekerjaan di Batam
Tanjung Priok, Jakarta Utara - Sebuah keluarga yang terdiri dari tujuh orang, termasuk seorang nenek dan dua balita, mengalami nasib malang setelah terlantar di Pelabuhan Tanjung Priok. Keluarga tersebut, yang berasal dari Pabuaran, Citayam, Depok, awalnya memiliki harapan untuk memulai kehidupan baru di Batam.
Pada Minggu malam, 27 April 2025, petugas Polres Pelabuhan Tanjung Priok menemukan keluarga tersebut dalam kondisi memprihatinkan di area Dermaga Terminal Nusantara II. Keluarga itu terdiri dari seorang nenek berusia 60 tahun, dua wanita dewasa berumur 30 tahun, seorang anak remaja berusia 15 tahun, seorang balita berusia 5 tahun, seorang anak di bawah tiga tahun (batita) berumur 1 tahun 3 bulan, dan seorang bayi berusia 4 bulan. Mereka tidur di lantai pelabuhan yang keras, hanya beralaskan kain tipis. Dua bayi di antara mereka seharusnya berada di tempat yang lebih layak dan hangat.
Menurut keterangan, keluarga ini dijanjikan pekerjaan di Batam oleh salah seorang suami dari wanita yang ada di rombongan tersebut. Mereka dijanjikan akan diberangkatkan dengan kapal dari Pelabuhan Tanjung Priok. Namun, sesampainya di pelabuhan, mereka mendapati bahwa kapal yang seharusnya membawa mereka, KM Kelud, baru akan tiba pada tanggal 2 Mei 2025. Mereka telah terlantar sejak Minggu pagi, 27 April 2025.
Uang yang mereka miliki pun semakin menipis, dan tidak cukup untuk biaya hidup selama menunggu kapal datang. Kembali ke Citayam juga bukan pilihan yang memungkinkan karena keterbatasan biaya transportasi.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Martuasah H. Tobing, mengatakan bahwa saat ditemukan, kondisi keluarga tersebut sangat memprihatinkan. Perbekalan mereka hampir habis dan mereka terpaksa bertahan di teras Terminal Penumpang Nusantara Pura II.
Mengetahui kondisi tersebut, personel Polres Pelabuhan Tanjung Priok yang sedang berpatroli dalam Operasi Cipta Kondisi segera memberikan bantuan. Para petugas membantu mencarikan transportasi daring dan membiayai perjalanan pulang keluarga tersebut ke Depok dari dana pribadi mereka. AKBP Martuasah menyatakan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk tugas kemanusiaan dan berharap dapat meringankan beban keluarga tersebut.