ERP: Solusi Unggul Atasi Kemacetan Jakarta Dibanding Ganjil Genap dan 3 in 1

Penerapan Electronic Road Pricing (ERP) kembali menjadi perbincangan hangat di tengah upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencari solusi efektif untuk mengatasi kemacetan kronis. Wacana ini mencuat seiring dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta mengenai potensi pendapatan yang dapat dihasilkan dari ERP, yang rencananya akan dialokasikan sebagai subsidi untuk transportasi umum.

Meski demikian, implementasi ERP masih terganjal oleh belum adanya landasan hukum yang kuat. Rencana penerapan sistem jalan berbayar ini sebenarnya telah tertuang dalam Rancangan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta tentang Pengendalian Lalu Lintas Secara Elektronik (Raperda PPLE). Namun, proses legislasi yang berjalan lambat menjadi kendala utama.

Yannes Martinus Pasaribu, seorang pengamat otomotif sekaligus dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), berpendapat bahwa ERP jauh lebih efektif dan tepat sasaran dibandingkan dengan sistem pengendalian lalu lintas yang pernah diterapkan sebelumnya, yaitu sistem 3 in 1 dan ganjil genap.

"ERP menawarkan fleksibilitas dan presisi yang lebih tinggi dalam mengendalikan lalu lintas. Kemampuan menyesuaikan tarif secara real-time berdasarkan kepadatan lalu lintas, lokasi, dan waktu menjadi keunggulan utama," ujar Yannes. Sistem ganjil genap, menurutnya, hanya membatasi kendaraan berdasarkan pelat nomor tanpa mempertimbangkan dinamika lalu lintas yang sebenarnya.

Lebih lanjut, Yannes menjelaskan bahwa ERP memungkinkan pengurangan kemacetan yang lebih terukur dengan fokus pada area-area kritis. Tarif yang adaptif juga menjadi faktor penting dalam efektivitas ERP.

Keunggulan lain ERP adalah operasinya yang otomatis menggunakan sensor dan kamera yang bekerja 24 jam sehari, tanpa memerlukan kehadiran petugas di lapangan. Hal ini berbeda dengan sistem ganjil genap atau 3 in 1 yang membutuhkan patroli manual.

"ERP meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko human error, dan menekan kebutuhan sumber daya manusia untuk penjagaan di banyak titik. Jadi, sangat efisien dalam pengoperasionalnya," tegas Yannes.

Selain itu, ERP dinilai mampu meminimalkan manipulasi pengguna jalan raya, seperti penggunaan pelat nomor palsu atau pelanggaran aturan. Hal ini berkat penggunaan teknologi deteksi digital otomatis berbasis Internet of Things (IoT), seperti CCTV, yang lebih akurat.

Beberapa keunggulan ERP dibandingkan sistem lain:

  • Fleksibilitas dan presisi tinggi dalam pengendalian lalu lintas
  • Penyesuaian tarif real-time berdasarkan kepadatan lalu lintas, lokasi, dan waktu
  • Pengurangan kemacetan yang lebih terukur dengan fokus pada area kritis
  • Operasi otomatis 24 jam tanpa kehadiran petugas di lapangan
  • Minimasi manipulasi pengguna jalan raya