Investor Korea Selatan Dorong Kemudahan Regulasi untuk Realisasikan Visi Indonesia Emas 2045
Delegasi pengusaha Korea Selatan, yang dipimpin oleh Ketua Lotte Group, Shin Dong-bin, menyatakan komitmennya untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045 melalui investasi strategis di berbagai sektor. Pernyataan ini disampaikan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Federation of Korean Industries (FKI) di Jakarta.
Shin Dong-bin menekankan bahwa perusahaan-perusahaan Korea Selatan siap berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan sektor-sektor kunci yang vital bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor-sektor tersebut meliputi:
- Semikonduktor: Investasi dalam industri semikonduktor akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global teknologi.
- Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur yang memadai menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
- Ekonomi Digital: Pengembangan ekonomi digital akan mendorong inovasi dan meningkatkan daya saing Indonesia.
- Keuangan: Sektor keuangan yang kuat dan stabil sangat penting untuk mendukung investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Untuk merealisasikan potensi investasi tersebut, Shin Dong-bin mengharapkan dukungan dari pemerintah Indonesia dalam beberapa aspek krusial. Dukungan tersebut antara lain:
- Pembangunan infrastruktur yang memadai untuk mendukung operasional perusahaan dan kelancaran rantai pasok.
- Perbaikan regulasi, termasuk penghapusan hambatan-hambatan impor yang dapat menghambat investasi.
- Memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek Kerja Sama Pemerintah dan Swasta (PPP) yang sedang dikembangkan di Indonesia.
Lotte Group sendiri, saat ini tengah membangun pabrik petrokimia berskala besar di Cilegon, Jawa Barat. Investasi ini menunjukkan komitmen Lotte Group dalam mendukung transformasi Indonesia dari negara pengekspor minyak mentah menjadi pemain utama di industri petrokimia.
Pembangunan pabrik petrokimia Lotte Chemical Indonesia ini, yang sempat mengalami penundaan, ditargetkan untuk memulai produksi pada Maret 2025. Investasi yang digelontorkan untuk proyek ini mencapai hampir 4 miliar dollar AS, atau setara dengan Rp 65,2 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor Korea Selatan terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.