Indeks Keuangan Syariah Nasional Diprediksi Naik Signifikan pada SNLIK 2025

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sinyal positif terkait perkembangan keuangan syariah di Indonesia. Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), indeks literasi dan inklusi keuangan syariah menunjukkan tren peningkatan yang signifikan pada tahun 2025, dibandingkan dengan hasil survei tahun sebelumnya.

Meski angka pasti SNLIK 2025 belum diumumkan secara resmi, M. Ismail Riyadi, Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, mengindikasikan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan akses masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan syariah telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Pernyataan ini disampaikan di Menara Radius Prawiro, Jakarta, pada Senin (28/4/2025).

Sebagai gambaran, SNLIK 2024 mencatat indeks literasi keuangan syariah sebesar 39,11 persen dan inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen. Hasil SNLIK 2025 diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kondisi literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia sepanjang tahun 2024.

Namun, tantangan masih membentang di depan mata. Meskipun indeks keuangan syariah mengalami peningkatan, kesenjangan (gap) yang cukup besar masih terlihat dibandingkan dengan indeks literasi dan inklusi keuangan secara umum (konvensional). Data SNLIK 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan konvensional mencapai 65,43 persen, sementara inklusi keuangannya mencapai 75,02 persen.

Artinya, terdapat selisih signifikan sebesar 26,32 persen dalam hal literasi keuangan dan 62,14 persen dalam hal inklusi keuangan antara keuangan syariah dan konvensional. Perbedaan ini menjadi perhatian utama OJK, yang terus berupaya memperkecil kesenjangan tersebut.

Untuk mencapai tujuan tersebut, OJK telah menjalankan berbagai program dan kegiatan strategis. Salah satunya adalah Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), sebuah inisiatif kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk:

  • Perbankan
  • Pasar Modal
  • Asuransi
  • Dana Pensiun
  • Penyedia Layanan Pembayaran
  • Asosiasi-asosiasi terkait

GENCARKAN bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat secara luas, termasuk fokus khusus pada keuangan syariah.

Selain itu, OJK juga bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam menyusun dan melaksanakan program inklusi keuangan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan program-program literasi dan inklusi keuangan hingga ke pelosok daerah.

Salah satu langkah konkret dalam program GENCARKAN adalah menciptakan 2 juta duta dan agen literasi inklusi keuangan, dengan fokus khusus pada keuangan syariah. Duta dan agen ini akan berperan sebagai garda depan dalam menyebarkan informasi dan edukasi mengenai produk dan layanan keuangan syariah kepada masyarakat.

Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan, OJK optimis bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia akan terus meningkat, dan kesenjangan dengan keuangan konvensional akan semakin mengecil. Peningkatan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.