Evaluasi dan Refleksi Program Pemantauan Tumbuh Kembang Balita di Jawa Timur: Antara Capaian dan Tantangan
Jawa Timur Optimalkan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita: Sebuah Refleksi
Pembangunan bangsa yang berkelanjutan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) sejak usia dini. Masa kanak-kanak adalah periode emas untuk perkembangan otak, fisik, dan kepribadian. Oleh karena itu, upaya untuk memastikan tumbuh kembang anak yang sehat, cerdas, dan bahagia adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai. Pemantauan tumbuh kembang anak menjadi bagian krusial dari investasi tersebut.
Secara fundamental, pemantauan tumbuh kembang adalah proses penting untuk memastikan setiap anak dapat tumbuh secara optimal, mencapai potensi terbaiknya, serta memperoleh intervensi yang sesuai jika dibutuhkan. Tumbuh mengacu pada perubahan fisik, seperti tinggi dan berat badan, serta keterampilan motorik. Sementara itu, berkembang mencakup aspek kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan kemandirian anak. Pemantauan tumbuh kembang adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan dasar untuk bayi, balita, dan anak usia prasekolah.
Implementasi Program di Jawa Timur
Jawa Timur menunjukkan komitmen tinggi dalam mendukung tumbuh kembang anak. Komitmen ini diwujudkan melalui penyediaan alat, bahan, serta tenaga kesehatan dan kader Posyandu yang tersebar hingga tingkat desa. Hal ini tercermin dari capaian persentase Posyandu aktif di seluruh kabupaten/kota Jawa Timur yang mencapai 100 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Berdasarkan data, sebagian besar balita di Jawa Timur telah memiliki Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan telah dipantau pertumbuhan serta perkembangannya. Ketika hasil pemantauan menunjukkan data yang belum lengkap, anak dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan layanan Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang (SDIDTK). Capaian layanan SDIDTK di Jawa Timur juga melampaui capaian nasional.
Data-data ini adalah hasil kolaborasi erat antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, kader Posyandu, dan masyarakat.
Tantangan dan Solusi Nyata
Namun, di balik capaian tersebut, terdapat tantangan nyata di lapangan:
-
Rendahnya kesadaran masyarakat: Banyak orang tua tidak rutin membawa anak ke Posyandu untuk pemantauan tumbuh kembang. Isu ini belum menjadi percakapan publik yang luas. Kegagalan mendeteksi gangguan perkembangan sejak dini akan berdampak negatif pada masa depan anak.
- Solusi: Sosialisasi dan edukasi yang lebih masif melalui berbagai media, dengan pendekatan komunikasi yang menyentuh emosi dan realitas orang tua muda. Pemantauan tumbuh kembang harus dipandang sebagai langkah preventif, bukan reaktif.
-
Kunjungan Posyandu yang rendah di perkotaan: Ketersediaan layanan tidak otomatis meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat.
-
Solusi: Pemerintah daerah mengembangkan strategi "jemput bola", seperti pembagian makanan bergizi dan kunjungan rumah oleh tenaga puskesmas dan kader PKK.
-
Pemisahan pemantauan kesehatan orang tua dan anak: Kesehatan fisik dan mental orang tua sangat mempengaruhi kualitas hidup anak.
-
Solusi: Integrasi layanan kesehatan orang tua dan pemantauan tumbuh kembang anak.
-
Kurangnya dukungan kebijakan dan pendanaan yang berkelanjutan: Ketersediaan alat, tenaga terlatih, dan sarana pendukung masih bergantung pada kebijakan dan prioritas anggaran daerah.
-
Solusi: Memastikan pemantauan tumbuh kembang menjadi bagian dari perencanaan pembangunan daerah, dialokasikan dalam APBD, dan diawasi implementasinya secara konsisten.
-
Kurangnya sinergi antar pihak terkait: Isu tumbuh kembang anak sering dianggap sebagai urusan teknis medis atau masalah keluarga semata.
-
Solusi: Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, lembaga filantropi, dan organisasi masyarakat sipil.
-
Belum mengakarnya kesadaran bahwa kesehatan dan tumbuh kembang anak merupakan bagian penting dari agenda pembangunan nasional: Isu ini sering muncul hanya saat momen kampanye penurunan stunting atau ketika data dirilis ke publik.
-
Solusi: Narasi besar yang mengangkat pentingnya investasi pada tahun-tahun awal kehidupan anak, didorong oleh media, tokoh masyarakat, dan pengambil kebijakan.
Kesimpulan
Pemantauan tumbuh kembang bukan hanya isu teknis kesehatan, tetapi strategi pembangunan jangka panjang bangsa. Ini adalah gerakan kolektif untuk membangun generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan tangguh. Masa depan bangsa ditentukan sejak dalam gendongan ibu dan di pelukan keluarga. Pemantauan tumbuh kembang adalah bahasa cinta paling awal yang bisa diberikan pada anak-anak Indonesia.
Setiap langkah kecil di Posyandu adalah pijakan besar menuju Indonesia yang lebih kuat. Karena masa depan Indonesia, ditentukan oleh anak-anak yang kita sayangi hari ini.