IHSG Menguat di Tengah Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Optimisme Pasar Modal: IHSG Berakhir di Zona Hijau
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa positif pada penutupan perdagangan hari ini, dengan kenaikan sebesar 0,66 persen atau 44,05 poin, mencapai level 6.722,96. Pergerakan indeks sejak awal sesi menunjukkan tren yang positif, sempat menyentuh level tertinggi di 6.738,35 dan terendah di 6.688,78. Sepanjang sesi perdagangan, IHSG konsisten diperdagangkan di atas level 6.700.
Kinerja pasar saham hari ini didukung oleh sentimen positif terhadap beberapa saham unggulan. Data perdagangan menunjukkan adanya 379 saham yang mengalami kenaikan harga, berbanding 221 saham yang mengalami penurunan. Sebanyak 209 saham tercatat stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 10,09 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 19,83 miliar saham.
Pendorong Utama Kenaikan IHSG
Beberapa saham memberikan kontribusi signifikan terhadap kenaikan IHSG, di antaranya:
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI): Melonjak 2,67 persen ke level Rp 3.840.
- Japfa Comfeed Indonesia (JPFA): Naik signifikan sebesar 5,90 persen, mencapai harga Rp 1.885.
- Bank Central Asia (BBCA): Menguat 2,03 persen ke level Rp 8.775.
Saham-Saham yang Menahan Kenaikan IHSG
Di sisi lain, beberapa saham mengalami penurunan dan menjadi penahan laju IHSG, meliputi:
- Unilever Indonesia (UNVR): Merosot tajam sebesar 4,86 persen ke level Rp 1.665.
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO): Turun 2,38 persen ke level Rp 82.
- Pertamina Geothermal Energy (PGEO): Mengalami penurunan sebesar 4,15 persen, berada di level Rp 925.
Kondisi Pasar Saham Regional
Pergerakan pasar saham di kawasan Asia menunjukkan tren yang bervariasi. Indeks Shanghai Komposit mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, sementara Nikkei 225 mencatat kenaikan sebesar 0,38 persen. Indeks Strait Times dan Hang Seng masing-masing turun sebesar 0,31 persen dan 0,04 persen.
Pelemahan Rupiah di Tengah Penguatan IHSG
Berbeda dengan kinerja positif IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan. Data dari Bloomberg menunjukkan rupiah ditutup pada level Rp 16.855 per dolar AS, melemah 0,15 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga mencatat pelemahan rupiah ke level Rp 16.862 per dolar AS.
Pelemahan rupiah ini terjadi di tengah sentimen positif terhadap pasar saham domestik. Kondisi ini menunjukkan adanya dinamika yang kompleks di pasar keuangan Indonesia, di mana penguatan pasar modal tidak serta merta diikuti oleh penguatan nilai tukar mata uang.