Usulan Penggantian Wajah Benjamin Franklin di Uang US$100 dengan Potret Donald Trump Menuai Perdebatan

Usulan Penggantian Wajah Benjamin Franklin di Uang US$100 dengan Potret Donald Trump Menuai Perdebatan

Anggota parlemen AS dari Partai Republik, Brandon Gill, baru-baru ini mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang mengejutkan publik Amerika. RUU tersebut mengusulkan penggantian potret Benjamin Franklin pada uang kertas US$100 dengan wajah mantan Presiden Donald Trump. Gill berargumen bahwa langkah ini merupakan bentuk penghargaan atas kontribusi Trump selama masa jabatannya. Namun, usulan ini telah memicu perdebatan sengit di kalangan masyarakat dan para ahli sejarah.

Gill, dalam pernyataan kepada Fox News Digital, menyatakan bahwa alih-alih menikmati masa pensiun, Trump telah mencurahkan waktu dan tenaganya untuk mengatasi berbagai tantangan nasional. Ia mencontohkan upaya Trump dalam mengamankan perbatasan, memperbaiki keseimbangan perdagangan internasional, mencapai kemandirian energi, dan memprioritaskan kepentingan Amerika dengan mengurangi bantuan asing yang dianggap tidak efektif. Gill berpendapat bahwa menempatkan wajah Trump pada uang kertas US$100 merupakan cara sederhana untuk mengapresiasi pencapaian-pencapaian tersebut. RUU ini, jika disahkan, akan mewajibkan Menteri Keuangan untuk merilis desain awal uang kertas baru pada akhir tahun 2026, dengan target peredaran pada tahun 2029.

Sejarah Benjamin Franklin pada Uang Kertas US$100

Sebaliknya, Benjamin Franklin, yang wajahnya selama ini menghiasi uang kertas US$100, merupakan tokoh penting dalam sejarah Amerika. Lebih dari sekedar nasihatnya tentang berhemat, Franklin memiliki kontribusi monumental dalam pembangunan negara tersebut. Ia memainkan peran krusial dalam menandatangani Perjanjian Aliansi dengan Prancis, meyakinkan dukungan negara tersebut untuk melawan Inggris dalam perang kemerdekaan. Kemampuannya dalam melakukan negosiasi pinjaman dan perdagangan dengan negara-negara Eropa juga sangat vital bagi keberhasilan revolusi Amerika. Lebih jauh lagi, Franklin merupakan satu-satunya pendiri Amerika yang menandatangani tiga dokumen paling penting yang mengarah pada kemerdekaan, yaitu Perjanjian Aliansi dengan Prancis, Perjanjian Paris, dan Deklarasi Kemerdekaan. Ia pun turut menandatangani Konstitusi AS. Peran Franklin sebagai negarawan, pengusaha, dan ilmuwan membuatnya menjadi figur paling dikenal dari Amerika di Eropa pada abad ke-18. Potretnya juga pernah menghiasi koin setengah dolar dari tahun 1948 hingga 1963.

Penggunaan potret Franklin pada uang kertas US$100 merupakan sebuah keputusan yang telah melalui proses pertimbangan matang oleh Departemen Keuangan AS. Keputusan tersebut mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk peran penting Franklin dalam sejarah dan keinginan untuk mewakili beragam tokoh berpengaruh pada mata uang negara. Departemen Keuangan juga diketahui melibatkan berbagai pihak, termasuk sejarawan, akademisi, dan masyarakat umum, dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan mengenai proses yang akan dijalankan jika RUU yang diajukan Gill benar-benar disahkan. Apakah proses yang sama akan dilakukan untuk menggantikan Franklin dengan Trump, atau akan ada proses yang berbeda? Perdebatan mengenai ini akan sangat menarik untuk diikuti.

Perbandingan dengan Tokoh Lain pada Uang Kertas AS

Hanya beberapa orang yang bukan presiden yang pernah muncul di bagian depan uang kertas AS. Selain Benjamin Franklin, ada Alexander Hamilton di uang kertas US$10, Menteri Keuangan pertama AS di bawah pemerintahan George Washington, yang dianggap sebagai arsitek sistem ekonomi AS. Sementara itu, Harriet Tubman akan muncul pada uang kertas US$20 pada tahun 2030. Perbandingan dengan tokoh-tokoh ini semakin mempertegas perdebatan seputar kelayakan penggantian wajah Franklin dengan Trump.

Usulan kontroversial ini jelas akan memicu diskusi panjang dan analisis mendalam mengenai makna simbolis dan sejarah yang terkandung dalam uang kertas AS. Apakah sebuah tindakan yang tepat untuk mengganti simbol sejarah yang begitu kuat dengan simbol politik kontemporer? Pertanyaan ini akan terus menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat luas.