Keresahan Peternak Kambing Tanjung Priok: Ancaman Penggusuran Bayangi Mata Pencaharian

Jakarta Utara - Para peternak kambing di kawasan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kini diliputi kekhawatiran. Bayang-bayang penggusuran menghantui mereka, mengancam mata pencaharian yang telah dijalani selama bertahun-tahun.

Ahmad Fahrudin, seorang peternak kambing berusia 59 tahun, mengungkapkan kegelisahannya terkait kemungkinan penggusuran kandang ternaknya yang terletak di RT 09, RW 08, Papanggo. Lokasi kandang yang berada di belakang Danau Cincin, menjadi sumber penghidupan utama bagi dirinya dan puluhan peternak lainnya.

"Tentu ada suka duka dan kekhawatiran. Dari segi lahan, Jakarta ketiadaan lahan," ujar Ahmad Fahrudin.

Ia menyadari bahwa lahan yang digunakan untuk kandang kambing tersebut bukanlah miliknya. Namun, beternak kambing telah menjadi tumpuan hidupnya selama 20 tahun terakhir. Di usia senjanya, Ahmad bingung jika harus mencari pekerjaan lain.

"Ya, risiko yang penting bisa kembalikan kompensasi aja, atau ada pembelian. Kalau untuk ukuran 4 × 15 ya sekitar Rp 35 juta untuk satu kandang," ungkap Ahmad.

Kandang kambing di sekitar Danau Cincin tidak hanya milik Ahmad seorang. Terdapat sekitar 25 peternak lain yang menggantungkan hidup dari beternak kambing di area tersebut. Beberapa di antara mereka bahkan telah meninggal dunia, meninggalkan usaha ini kepada keluarga.

Jika penggusuran benar-benar terjadi, Ahmad berharap mendapatkan kompensasi yang layak agar dapat memulai usaha lain. Ia memperkirakan nilai kompensasi yang dibutuhkan untuk satu kandang berukuran 4x15 meter sekitar Rp 35 juta. Uang tersebut akan digunakan sebagai modal untuk mencari alternatif penghidupan.

Keresahan para peternak kambing di Tanjung Priok ini mencerminkan masalah klasik di kota-kota besar, yaitu keterbatasan lahan dan tekanan pembangunan. Mereka berharap ada solusi yang adil dan berpihak kepada masyarakat kecil, sehingga mata pencaharian mereka tetap dapat berlanjut.