PLN Nusantara Power Raup Rp 12 Miliar dari Penjualan Karbon Triwulan Pertama 2025

PT PLN Nusantara Power mencatatkan pendapatan signifikan dari penjualan kredit karbon di awal tahun 2025. Selama tiga bulan pertama, perusahaan berhasil menjual 336 ribu ton emisi karbon, menghasilkan nilai penjualan sekitar Rp 12 miliar. Informasi ini disampaikan oleh Direktur Operasi Pembangkit dan Plt Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PLN Nusantara Power, Komang Parmita, dalam sebuah seminar tentang strategi peningkatan bisnis karbon di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan.

Menurut Komang, tren penjualan karbon oleh PLN Nusantara Power menunjukkan peningkatan yang konsisten. Setelah peluncuran bursa karbon pada tahun 2023, perusahaan berhasil menjual 11.000 ton CO2 dalam waktu dua bulan, dengan nilai mencapai Rp 625 juta. Pada tahun 2024, volume penjualan Surat Persetujuan Emisi - Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) meningkat menjadi 36.000 ton CO2, menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 1,6 miliar.

Berikut adalah rincian penjualan karbon PLN Nusantara Power dari tahun 2023 hingga triwulan pertama 2025:

  • 2023 (2 bulan setelah peluncuran bursa karbon): 11.000 ton CO2, nilai Rp 625 juta
  • 2024: 36.000 ton CO2, nilai Rp 1,6 miliar
  • Triwulan I 2025: 336.000 ton CO2, nilai Rp 12 miliar

Dalam kesempatan tersebut, Komang juga menanggapi potensi dampak perang dagang terhadap pasar karbon. Ia menyatakan bahwa hingga saat ini, pasar karbon belum terpengaruh oleh isu tersebut, dan SPE-GRK dari PLN Nusantara Power tetap diminati. Hal ini menunjukkan bahwa upaya perusahaan dalam mengurangi emisi karbon terus memberikan hasil positif, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga secara finansial.