Energi Terbarukan China Lampaui Pembangkit Listrik Termal: Tonggak Sejarah dalam Transisi Energi
China Cetak Sejarah: PLTB dan PLTS Ungguli Pembangkit Listrik Termal
China mencatatkan pencapaian signifikan dalam transformasi energinya. Untuk pertama kalinya, kapasitas gabungan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) melampaui kapasitas pembangkit listrik termal, yang mengandalkan pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan gas alam. Data dari Administrasi Energi Nasional China mengungkapkan bahwa total kapasitas terpasang PLTB dan PLTS mencapai 1.482 gigawatt (GW).
Pencapaian ini menegaskan komitmen China dalam mengembangkan energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pada kuartal pertama tahun ini, produksi listrik dari sumber energi terbarukan ini mencapai 536.400 gigawatt hour (GWh), berkontribusi sebesar 22,5 persen dari total konsumsi listrik nasional. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 4,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan Pesat Sektor Energi Terbarukan
Kapasitas pembangkit listrik terbarukan di China terus meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhir tahun lalu, kapasitasnya telah mencapai 1.410 GW, melampaui kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Angka ini mencakup lebih dari 40 persen dari total kapasitas pembangkit listrik di China, menunjukkan pergeseran signifikan menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan.
Sejak tahun 2013, China telah menyaksikan pertumbuhan luar biasa dalam sektor energi terbarukan. Kapasitas terpasang PLTB meningkat enam kali lipat, sementara kapasitas PLTS melonjak lebih dari 180 kali lipat. Investasi besar-besaran dalam energi terbarukan telah menjadikan China sebagai pemimpin global dalam transisi energi.
Investasi dan Kebijakan Mendukung Transisi Energi
China telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan dalam pengembangan energi terbarukan. Tahun lalu, investasi dalam transisi energi mencapai 676 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 10 kuadriliun. Investasi ini mencakup pengembangan teknologi penyimpanan energi, promosi konservasi energi, dan kerja sama energi hijau di bawah program infrastruktur Belt and Road Initiative (BRI).
Komitmen Terhadap Target Emisi
China tetap berkomitmen pada target karbon ganda, yaitu mencapai puncak emisi karbon sebelum tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Meskipun sistem ketenagalistrikannya masih bergantung pada batu bara, China terus berupaya mengurangi emisi dan meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energinya.
Beberapa langkah penting yang diambil China antara lain:
- Mereformasi sistem ketenagalistrikan dan mempromosikan reformasi yang berorientasi pasar.
- Memperluas pasar spot dan mempromosikan perdagangan listrik hijau.
- Mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan.
- Menetapkan target ambisius untuk pengembangan energi terbarukan.
Pemerintah China menargetkan pemasangan 1.200 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada 2030. Dengan perkembangan pesat sektor energi terbarukan, China telah mencapai tujuan ini lebih cepat dari perkiraan, yaitu pada bulan Juli, enam tahun lebih awal.
Komitmen China terhadap energi terbarukan tidak hanya memberikan manfaat bagi negara tersebut, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap pembangunan hijau global. Sebagai pemimpin dalam transisi energi, China berperan penting dalam mengatasi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.