Tradisi Nyalawena: Perburuan Impun di Pesisir Pelabuhanratu

Di pesisir Citepus, Palabuhanratu, sebuah tradisi unik bernama Nyalawena menjadi pemandangan yang memikat setiap bulannya. Warga setempat berbondong-bondong menuju pantai, bukan untuk berlibur, melainkan untuk berburu impun, ikan kecil yang menjadi berkah bagi mereka.

Dengan peralatan sederhana berupa jaring bambu, mereka menyusuri tepi pantai, menantang ombak yang bergulung. Jaring-jaring itu terbuat dari kayu dan kain kasa tipis yang dibentuk segitiga. Pemandangan ini menghadirkan barisan manusia yang berjejer rapi di sepanjang pantai, menciptakan momen yang tak terlupakan.

Masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, terlibat aktif dalam perburuan ini. Mereka dengan sabar menunggu saat yang tepat untuk meraup impun yang bergerombol di dekat bibir pantai. Ketika ombak datang, mereka dengan cekatan mengangkat jaring dan menuangkan hasil tangkapan ke dalam ember yang sudah disiapkan.

Menurut penuturan Endang Suryana, seorang warga Citepus, panen impun biasanya terjadi antara tanggal 23 hingga 27 setiap bulan. Puncak keramaian terjadi pada tanggal 25, yang dikenal sebagai hari Nyalawena. Pada hari itu, jumlah impun yang muncul lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa.

Ikan impun ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi bagi masyarakat setempat. Selain diolah menjadi sambal khas dan abon, impun juga dijual di pasar-pasar tradisional. Hasil tangkapan yang melimpah dapat memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga-keluarga di Citepus.

Namun, keberhasilan panen impun sangat bergantung pada kondisi cuaca. Gelombang besar atau hujan deras dapat menghalangi impun untuk mendekat ke pantai. Dalam kondisi seperti ini, warga harus bersabar menunggu hingga bulan berikutnya.

Tradisi Nyalawena bukan hanya sekadar aktivitas menangkap ikan. Lebih dari itu, Nyalawena adalah simbol kehidupan yang harmonis antara manusia dan alam. Ia mengajarkan kesabaran, keuletan, dan pentingnya menjaga warisan budaya pesisir yang semakin lama semakin terancam.

Di tengah hiruk pikuk perburuan impun, terlihat puluhan perahu nelayan yang berdiam diri di tengah laut. Seolah-olah mereka ikut menyaksikan tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Citepus. Anak-anak berlarian di antara orang dewasa, ikut serta menurunkan jaring, dan tertawa riang ketika mendapatkan impun. Suara debur ombak dan teriakan warga menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat.

Nyalawena adalah sebuah ritual yang menghubungkan masyarakat dengan laut, sumber kehidupan mereka. Ini adalah tentang menghormati alam dan memanfaatkan sumber daya yang diberikan dengan bijak. Tradisi ini terus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi, sebagai pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.