Dua Ikon Lokal Jadi Magnet Wisata: Tugu Biawak Wonosobo dan Patung Noyo Gimbal Blora

Dua daerah di Jawa Tengah, Wonosobo dan Blora, berlomba mempercantik diri dengan ikon-ikon lokal yang menarik perhatian. Jika Wonosobo memiliki tugu biawak yang unik, Blora tak mau kalah dengan patung Noyo Gimbal yang megah.

Tugu biawak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo, menjadi buah bibir di media sosial. Dibangun dengan sentuhan seni yang realistis, tugu ini merupakan hasil kolaborasi apik antara masyarakat setempat dan seniman lokal. Pembangunan tugu ini menelan biaya Rp 50 juta, yang didanai melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Wonosobo. Kehadiran tugu biawak ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru bagi Wonosobo, selain pesona alamnya yang sudah terkenal.

Sementara itu, di Blora, patung Noyo Gimbal berdiri gagah di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon. Patung ini dibangun dengan anggaran Rp 100 juta dari bantuan provinsi (Banprov). Kepala Desa Bangsri, Yannanta Laga Kusuma, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024 lalu, objek wisata Noyo Gimbal View berhasil menarik sekitar 600.000 pengunjung. Yannanta juga menjelaskan bahwa anggaran Rp 100 juta tersebut tidak hanya digunakan untuk pembuatan patung Noyo Gimbal, tetapi juga untuk keperluan lainnya. Patung setinggi sekitar 8 meter ini merupakan karya seniman lokal bernama Derry Gudha Dharma, yang dibantu oleh para pemuda kreatif pada tahun 2023. Menurut Yannanta, patung Noyo Gimbal merupakan patung terbesar di Kabupaten Blora, dengan konstruksi yang dirancang untuk bertahan hingga ratusan tahun. Di sekitar patung Noyo Gimbal, para wisatawan dapat menikmati berbagai macam spot wisata dan kuliner yang menarik.

Kedua ikon lokal ini, tugu biawak di Wonosobo dan patung Noyo Gimbal di Blora, menjadi bukti nyata bagaimana potensi daerah dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan daya tarik wisata dan ekonomi lokal. Keduanya diharapkan dapat terus menjadi magnet bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.