Kontroversi Busana Trump di Pemakaman Paus: Melanggar Protokol atau Ekspresi Diri?
Kehadiran mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam upacara pemakaman Paus di Vatikan, menuai perdebatan terkait kesesuaian busananya dengan protokol yang berlaku. Sorotan tertuju pada pilihan setelan berwarna biru tua yang dikenakan Trump, yang kontras dengan mayoritas pelayat yang hadir dengan pakaian serba hitam.
Tradisi dan protokol pemakaman di Vatikan, khususnya di Lapangan Santo Petrus, mengamanatkan pakaian berkabung yang ketat. Bagi pria, aturan tersebut biasanya mencakup setelan berwarna gelap, dasi hitam, dan kancing berwarna gelap yang terpasang di sisi kiri jas. Sementara itu, wanita diharapkan mengenakan gaun panjang hitam, sarung tangan, dan kerudung sebagai simbol penghormatan dan duka cita.
Melania Trump, istri mantan presiden, tampak mengikuti aturan berpakaian dengan mengenakan gaun panjang hitam dan kerudung yang serasi. Namun, penampilan Trump dengan setelan birunya menjadi pusat perhatian, memicu beragam reaksi dari para pengamat dan pengguna media sosial. Sebagian besar merasa bahwa pilihan busana tersebut tidak menghormati tradisi dan suasana duka yang mendalam. Kritik juga ditujukan pada dugaan pelanggaran protokol, mengingat panduan berpakaian yang jelas bagi para pelayat.
Reaksi publik terhadap pilihan busana Trump cukup beragam. Beberapa warganet mengungkapkan keterkejutan dan kekecewaan mereka. Mereka berpendapat bahwa sebagai mantan kepala negara, Trump seharusnya lebih peka terhadap tradisi dan aturan berpakaian yang berlaku dalam acara seremonial seperti pemakaman Paus. Beberapa komentar di media sosial mencerminkan sentimen ini, dengan menyebut tindakan Trump sebagai 'tidak sopan' dan menunjukkan 'kurangnya kelas'.
Di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa pilihan busana Trump adalah bentuk ekspresi diri dan tidak seharusnya dipersoalkan secara berlebihan. Mereka berargumen bahwa yang terpenting adalah niat baik dan penghormatan yang ditunjukkan oleh Trump dalam kehadirannya di acara tersebut. Terlepas dari perbedaan pendapat, insiden ini memicu diskusi tentang pentingnya protokol dalam acara kenegaraan dan sejauh mana tokoh publik harus menyesuaikan diri dengan tradisi yang ada.
Selain Trump, penampilan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga menjadi perhatian. Zelensky memilih untuk mengenakan pakaian militer serba hitam, sebuah ciri khas yang telah melekat padanya sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Pilihan ini juga memicu perdebatan, dengan beberapa pihak menganggapnya sebagai bentuk ketidaksesuaian dengan suasana duka, sementara yang lain melihatnya sebagai simbol perjuangan dan keteguhan di tengah konflik.
Berikut adalah beberapa poin yang seringkali menjadi perhatian dalam acara pemakaman di Vatikan:
- Warna Hitam: Simbol utama duka cita dan penghormatan.
- Setelan Gelap: Bagi pria, menunjukkan keseriusan dan penghormatan.
- Gaun Panjang dan Kerudung: Bagi wanita, melambangkan kesopanan dan penghormatan.
- Protokol: Panduan berpakaian dan perilaku yang diharapkan dari para pelayat.
Insiden ini menyoroti kompleksitas interpretasi dan penerapan protokol dalam acara kenegaraan, serta bagaimana pilihan busana tokoh publik dapat menjadi sorotan dan memicu perdebatan yang luas.