Ancaman Penurunan Penjualan: Pasar Motor Listrik Menanti Kepastian Subsidi

Pasar Motor Listrik Lesu Akibat Ketidakpastian Subsidi

Gelombang elektrifikasi kendaraan bermotor yang digadang-gadang pemerintah Indonesia tampaknya menghadapi tantangan signifikan. Meskipun berbagai insentif dan subsidi telah direncanakan untuk mendorong adopsi motor listrik, implementasi yang belum jelas berdampak pada penurunan minat beli konsumen.

Pada tahun 2024, program subsidi berhasil meningkatkan penjualan motor listrik secara signifikan, mencapai 60.857 unit dibandingkan dengan 11.532 unit pada tahun 2023. Kala itu, masyarakat dapat menikmati potongan harga hingga Rp 7 juta saat membeli motor listrik hanya dengan menunjukkan KTP di dealer.

Namun, berdasarkan pantauan terkini, sejumlah dealer motor listrik di Jakarta Timur melaporkan penurunan penjualan. Motor-motor listrik yang dipajang di showroom tampak kurang diminati pembeli. Seorang penjaga dealer di kawasan Jatinegara mengungkapkan bahwa saat ini, permintaan terhadap motor listrik mengalami penurunan, meski ia tidak dapat memberikan angka pasti.

Menurutnya, sebagian besar pembelian motor listrik di dealernya dilakukan melalui sistem inden, di mana pembeli membayar uang muka dan menunggu unit kendaraan dikirimkan. Saat ini, sepeda listrik lebih populer di kalangan konsumen karena harganya lebih terjangkau dan dapat digunakan oleh berbagai usia. "Kebanyakan yang ke sini lebih pilih sepeda listrik sih pak, soalnya kan dia lebih murah dan bisa dipakai semua umur, kalau motor kan harus punya SIM," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa harga motor listrik masih belum pasti karena masih dalam proses inden dan belum ada informasi mengenai diskon subsidi. "Kalau untuk motor kita memang inden dari dulu. Kalau untuk indennya sampai kapan dan juga untuk harganya belum ada info. Baru perkiraan, perkiraannya Rp 16 jutaan kalau nggak di Rp 17 jutaan. Kalau untuk motor listrik belum ada diskon dari subsidi, soalnya barangnya juga inden," jelasnya.

Kondisi yang berbeda terjadi di dealer motor listrik lain di wilayah yang sama. Penjualan di dealer ini mengalami peningkatan, tetapi didominasi oleh sepeda listrik. Penjaga dealer tersebut menjelaskan bahwa sepeda listrik lebih diminati karena harganya yang lebih terjangkau. "Masih lebih banyak sepeda listrik, karena lebih terjangkau harganya. Tapi kalau motor, masih tergantung kebutuhannya saja lah," katanya.

Dealer ini masih menjual motor listrik dengan subsidi, sehingga harganya lebih murah. Namun, pembelian hanya dapat dilakukan secara tunai. "Kalau kita di sini cuma bisa cash sih, nggak bisa cicil atau kredit, soalnya kita nggak ada kerja sama. (Berarti ini unit dibeli dealer kemarin terus sekarang dijual lagi?) iya gitu," ungkapnya.

Pemerintah Tetap Berkomitmen Berikan Subsidi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah berencana untuk memperpanjang subsidi Rp 7 juta untuk pembelian motor listrik pada tahun 2025. Kebijakan ini bertujuan untuk mendukung percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Meskipun ada kebijakan efisiensi anggaran, Airlangga memastikan bahwa program subsidi ini telah disetujui dan tidak akan terganggu.

"Subsidi (motor listrik) harusnya masih tetap," kata Airlangga kepada wartawan.

"Mungkin (untuk diperpanjang) karena sudah setuju semua. Jadi program tidak terganggu," ujarnya.

Kebijakan tersebut akan segera diimplementasikan setelah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait diterbitkan. "Ya segera (diterapkan). Begitu PMK keluar, ya (kebijakannya) jalan," ujarnya.