Polda Jatim Amankan Dalang Pembuatan dan Penyebaran Video Deepfake Khofifah

Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) berhasil membongkar sindikat pembuatan dan penyebaran video hoaks yang mencatut nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Video tersebut menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk membuat seolah-olah Khofifah mempromosikan penjualan motor murah seharga Rp 500 ribu.

Direktur Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Polda Jatim, Kombes Pol Raden Bagoes Wibisono Handoyo, mengonfirmasi penangkapan tiga orang yang diduga terlibat dalam produksi dan penyebaran video deepfake tersebut. Penangkapan dilakukan pada pekan lalu, namun pihak kepolisian masih enggan mengungkap identitas maupun detail peran masing-masing pelaku. Hal ini dikarenakan penyidik masih melakukan pengembangan kasus untuk mengungkap jaringan yang lebih luas serta motif di balik pembuatan dan penyebaran video hoaks tersebut.

"Benar, kami telah mengamankan tiga orang terkait kasus ini. Mohon waktu, dalam waktu dekat kami akan memberikan keterangan lebih lanjut," ujar Kombes Pol Raden Bagoes Wibisono Handoyo.

Kasus ini bermula dari beredarnya sebuah video di platform media sosial TikTok yang menampilkan narasi seolah-olah Gubernur Khofifah menawarkan motor murah kepada masyarakat Jawa Timur. Video berdurasi 28 detik itu dengan cepat menyebar ke platform lain seperti Facebook, menimbulkan keresahan di masyarakat dan berpotensi menjadi sarana penipuan.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyatakan bahwa video tersebut adalah hoaks dan hasil manipulasi menggunakan teknologi AI. Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, menjelaskan bahwa timnya telah melakukan penelusuran dan analisis terhadap video tersebut.

"Video tersebut pertama kali beredar di TikTok dan kami pastikan itu adalah hoaks. Video tersebut telah diedit sedemikian rupa dengan menggunakan teknologi AI," tegas Sherlita.

Tim Cek Fakta juga melakukan penelusuran dan menemukan indikasi kuat bahwa video tersebut dibuat menggunakan teknologi AI generatif. Hasil deteksi melalui aplikasi Deepware menunjukkan probabilitas video tersebut dibuat oleh AI mencapai lebih dari 90 persen.

Gubernur Khofifah sendiri sebelumnya telah memberikan pernyataan terkait penangkapan para pelaku pembuat dan penyebar hoaks ini. Ia menyebutkan bahwa para pelaku berasal dari luar Jawa Timur. Khofifah menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi secara positif dan mengingatkan potensi penyalahgunaan teknologi untuk tujuan negatif.

Kasus video deepfake ini menjadi peringatan akan bahaya penyalahgunaan teknologi AI untuk menyebarkan disinformasi dan melakukan penipuan. Aparat penegak hukum diharapkan dapat menindak tegas para pelaku dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara membedakan informasi yang benar dan hoaks, terutama yang dibuat menggunakan teknologi AI.