Tragedi Gontor 5: Sejumlah Santri Masih Jalani Perawatan Intensif Pasca-Ambruknya Tembok Kolam
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih berduka pasca-insiden ambruknya tembok kolam di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam. Hingga saat ini, lima orang santri masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merah Putih akibat luka-luka yang diderita.
Menurut keterangan Humas RSUD Merah Putih, Priyo Sulistyono, sebagian besar santri yang menjadi korban telah diperbolehkan pulang dan melanjutkan pemulihan di rumah masing-masing sejak akhir pekan lalu. Namun, kelima santri yang masih dirawat inap membutuhkan penanganan lebih lanjut. Salah seorang santri bahkan harus menjalani operasi akibat patah tulang yang dialaminya. Santri lainnya tengah dalam masa pemulihan pasca-operasi. Sementara itu, beberapa santri juga memerlukan pemantauan ketat akibat cedera kepala dan pengawasan khusus dari dokter urologi serta spesialis saraf. Kendati demikian, Priyo menegaskan bahwa kondisi seluruh pasien berangsur membaik.
Musibah yang terjadi pada Jumat (25/4/2025) sekitar pukul 10.30 WIB itu, mengakibatkan puluhan santri tertimpa reruntuhan tembok kolam saat tengah berada di kamar mandi atau mengantre untuk mandi. Tembok dengan dimensi panjang 15 meter, tinggi 3 meter, dan tebal 50 cm itu roboh secara tiba-tiba, menimpa para santri yang berada di sekitarnya. Tim penyelamat dari Basarnas Unit Siaga SAR Borobudur mengalami kesulitan dalam proses evakuasi karena sempitnya celah ruangan dan beratnya material reruntuhan.
Koordinator Basarnas Unit Siaga SAR Borobudur, Basuki, menjelaskan bahwa mayoritas korban meninggal dunia akibat terhimpit fondasi dan mengalami fraktur pada organ-organ vital. Empat santri dinyatakan meninggal dunia dalam kejadian tragis tersebut, yaitu Wildan Syifaul Haq (Surabaya), Reyfhan Hafidz (Tangerang), Bima Arya (Surabaya), dan Fadhil Hanafi (Depok).
Pemerintah Kabupaten Magelang menyatakan kesiapannya untuk menanggung biaya perawatan bagi santri yang tidak memiliki atau memiliki BPJS Kesehatan yang tidak aktif. Jumlah santri yang mendapatkan fasilitas ini masih belum diketahui secara pasti.