Presiden Prabowo Jajaki Investasi dengan Konglomerasi Korea Selatan di Tengah Isu Proyek Baterai Listrik LG
Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan delegasi pengusaha terkemuka Korea Selatan dari Federasi Industri Korea Selatan (FKI) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (28/4/2025). Pertemuan ini menjadi sorotan di tengah isu terkait investasi LG dalam proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Sejumlah pemimpin perusahaan besar Korea Selatan, termasuk perwakilan dari Lotte Group, LG Group, Samsung, dan Hyundai, turut hadir dalam pertemuan yang dipimpin oleh Wakil Ketua FKI, Kim Chang-beom. Agenda utama pertemuan ini adalah untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan, serta menjajaki peluang peningkatan kerja sama investasi di berbagai sektor strategis.
Pertemuan ini berlangsung setelah adanya kabar mengenai perubahan dalam proyek baterai kendaraan listrik yang melibatkan LG. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengambil langkah untuk mengevaluasi kembali keterlibatan LG dalam konsorsium proyek baterai kendaraan listrik senilai miliaran dolar AS. Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena pemerintah menginginkan realisasi investasi yang lebih cepat dan efisien. Proses negosiasi yang berlangsung selama lima tahun sejak kesepakatan awal pada tahun 2020 dinilai terlalu lama dan menghambat kemajuan proyek.
Rosan Roeslani menyatakan, "Selama ini dikatakan dari sana memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami yang memutus. Itu berdasarkan surat resmi tertanggal 31 Januari 2025, diterbitkan oleh Kementerian ESDM. Kenapa? Karena memang negosiasi ini berjalan terlalu lama, kita ingin semua berjalan dengan baik dan cepat."
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa pertemuan dengan delegasi Korea Selatan tidak hanya membahas isu terkait LG, tetapi juga membuka peluang investasi dari perusahaan-perusahaan lain seperti Lotte dan Hyundai. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menarik bagi investor asing di berbagai sektor.
Beberapa poin penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain:
- Potensi investasi di sektor energi terbarukan: Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, seperti energi surya, air, dan panas bumi. Pemerintah mendorong investasi di sektor ini untuk mendukung transisi energi dan mengurangi emisi karbon.
- Pengembangan infrastruktur: Pemerintah Indonesia sedang gencar membangun infrastruktur di seluruh wilayah, termasuk jalan tol, pelabuhan, dan bandara. Investasi di sektor ini dapat meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
- Industri manufaktur: Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat manufaktur di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah mendorong investasi di sektor ini untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah produk.
Presiden Prabowo berharap kunjungan delegasi pengusaha Korea Selatan ini dapat mempererat hubungan ekonomi antara kedua negara dan menghasilkan investasi yang bermanfaat bagi pembangunan Indonesia.