Indonesia dan Korea Selatan Perkuat Kemitraan Ekonomi: Fokus pada Investasi Kendaraan Listrik dan Petrokimia
Indonesia dan Korea Selatan sepakat untuk mempererat hubungan ekonomi bilateral melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Federation of Korean Industries (FKI). Kesepakatan ini, yang diumumkan dalam acara Business Roundtable di Jakarta, menandai komitmen bersama untuk meningkatkan investasi dan kerja sama di berbagai sektor strategis.
MoU ini bertujuan untuk memfasilitasi investasi Korea Selatan di Indonesia, yang pada tahun 2023 mencapai US$ 15,4 miliar. Sektor-sektor yang menjadi fokus utama meliputi:
- Manufaktur
- Kendaraan Listrik
- Ritel
- Petrokimia
- Teknologi Hijau
- Fintech
Ketua APINDO, Shinta Kamdani, menekankan bahwa kemitraan ini merupakan tonggak penting dalam merumuskan strategi ekonomi yang saling menguntungkan. Penandatanganan MoU ini juga menjadi dasar pembentukan Dewan Bisnis Korea-Indonesia.
FKI, sebagai asosiasi yang mewakili lebih dari 560 perusahaan besar dan 34 dewan bisnis bilateral di 32 negara, akan bekerja sama dengan APINDO, yang memiliki jaringan luas di 22 sektor ekonomi di 34 provinsi dan lebih dari 305 kota di Indonesia.
Dalam diskusi selama Business Roundtable, APINDO dan FKI membahas lima isu prioritas yang berkaitan dengan investasi Korea Selatan di Indonesia:
- Penguatan Iklim Investasi: Indonesia berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi perusahaan Korea Selatan.
- Kolaborasi Melalui BPI Danantara: APINDO mendorong kolaborasi melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
- Penyederhanaan Regulasi: Pemerintah Indonesia berupaya untuk menyederhanakan regulasi, meningkatkan transparansi, dan memastikan persaingan yang adil bagi semua investor.
- Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik: Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik Korea Selatan.
- Penguatan Rantai Pasok dan Perdagangan Bilateral: Kolaborasi antara Indonesia dan Korea Selatan akan difokuskan pada penguatan rantai pasok dan perdagangan bilateral, terutama di tengah tantangan tarif impor dari Amerika Serikat.
Shinta Kamdani menambahkan bahwa Indonesia menawarkan basis alternatif yang strategis dan stabil bagi industri Korea.
Ketua Delegasi FKI, Shin Dongbin, yang juga merupakan Ketua LOTTE Group, menyatakan bahwa Korea Selatan telah menjadi mitra strategis bagi Indonesia. Melalui kerja sama ini, FKI akan menggabungkan sumber daya Indonesia dengan teknologi manufaktur canggih Korea Selatan untuk mendorong pertumbuhan industri hilirisasi di Indonesia.
Shin Dongbin mencontohkan, Hyundai Motor dan LG Energy Solution telah membentuk usaha patungan untuk membangun fasilitas produksi kendaraan listrik dan baterai sel di Indonesia. Selain itu, banyak perusahaan Korea Selatan lainnya juga berinvestasi di Indonesia untuk membangun rantai pasok yang komprehensif, mulai dari pengolahan nikel hingga produksi barang jadi.
Di sektor keuangan, KB Financial Group dan Hanwha Life telah memperluas operasinya di Indonesia, menawarkan layanan perbankan dan asuransi yang inovatif.
Dengan penandatanganan MoU ini, Indonesia dan Korea Selatan berkomitmen untuk membangun kerja sama ekonomi bilateral yang lebih erat dan berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja di kedua negara.