Kisah Inspiratif Iwan Sunito: Dari Candaan Ayah Menuju Raja Properti di Sydney
Iwan Sunito, seorang pengusaha properti sukses di Australia, mengawali perjalanannya dari sebuah 'candaan' yang mengubah hidupnya. Pada tahun 1984, ayahnya, Handy Sunito, menyarankannya untuk belajar di Sydney, Australia. Saran ini menjadi titik awal perjalanan Iwan membangun kerajaan propertinya.
Iwan mengenang pesan ayahnya yang memintanya mencari pijakan di tanah baru. Awalnya, ia menduga ayahnya tidak ingin ia kembali ke Indonesia. Namun, Iwan menyadari bahwa ayahnya melihat potensi besar di Sydney yang jauh lebih besar dari Surabaya, tempat kelahirannya. Nasihat sang ayah untuk 'berpikir besar, tetapi mulai dari yang kecil' menjadi pedoman hidupnya.
Perjalanan Iwan di Australia dimulai di University of New South Wales (UNSW). Ia meraih gelar Sarjana Arsitektur pada tahun 1992 dan Master Manajemen Konstruksi pada tahun 1993. Pendidikan di UNSW memberikan landasan yang kuat dalam bidang arsitektur, manajemen properti, dan investasi. Iwan bahkan menerima penghargaan Eric Daniels Prize untuk Desain Hunian.
Adaptasi di Sydney tidak selalu mudah. Iwan menghadapi kendala bahasa yang seringkali menimbulkan situasi lucu. Misalnya, ia salah paham dengan sapaan 'G'day' dan mengira itu adalah perintah untuk pergi. Pengalaman-pengalaman ini mengajarkannya tentang ketahanan dan adaptasi.
Pada tahun 1996, berbekal nasihat sang ayah, Iwan mendirikan Crown Group dan memulai proyek pertamanya di Bondi Junction. Proyek pembangunan 54 unit hunian ini menghasilkan keuntungan sekitar Rp 50 miliar dan menjadi awal yang menjanjikan bagi bisnisnya.
Australia menawarkan stabilitas politik, mata uang yang kuat, iklim yang baik, pelayanan kesehatan yang prima, dan lingkungan bisnis yang kondusif. Didukung oleh pertumbuhan ekonomi Asia, Australia menjadi tujuan investasi jangka panjang yang strategis.
Pada tahun 2004, Iwan mengembangkan prinsip investasi 'Buy Well, Add Value, Sell Well'. Prinsip ini diterapkan pada proyek besar di Newington, di mana investasi awal sebesar Rp 20 miliar berhasil menghasilkan keuntungan Rp 400 miliar.
Tahun 2011 menjadi tonggak penting dengan proyek Top Ryde City Living, salah satu proyek terbesar di New South Wales. Proyek ini semakin memperkuat reputasi Iwan Sunito dalam inovasi, kualitas, dan visi strategis.
Selama dua dekade terakhir, Iwan Sunito bersama Crown Group dan SKYE Suites telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Property Person of the Year dari Urban Taskforce Australia 2015, serta penghargaan untuk proyek seperti 'V by Crown Group' dan 'Waterfall by Crown Group'. SKYE Suites juga diakui sebagai Apartment/Suites Hotel of the Year 2023 oleh Tourism Accommodation Australia NSW.
Setelah meninggalkan Crown Group, Iwan Sunito mendirikan perusahaan baru bernama One Global Capital. Perusahaan ini mengalami pertumbuhan signifikan, termasuk One Global Resorts Green Square yang mencatat kenaikan pendapatan sebesar 15% dengan tingkat hunian 99,5%. One Macquarie Park, proyek hotel modular pertama di Sydney, akan segera memulai proses konstruksi. Iwan juga tengah berdiskusi dengan Armani Group untuk merancang penthouse eksklusif di proyeknya di Chatswood. One Global Capital memiliki rencana investasi strategis di Sydney CBD dalam dekade ini.
Iwan Sunito mengakui bahwa Australia menawarkan peluang besar bagi mereka yang berani mengambilnya. Ia meyakini bahwa Australia adalah pilihan terbaik dari segi stabilitas, keamanan, aksesibilitas, dan potensi ekonomi jangka panjang. Setelah empat dekade tinggal di Sydney, Iwan Sunito berhasil mengelola portofolio proyek senilai Rp 5-25 triliun. Ia berterima kasih kepada ayahnya atas kebijaksanaannya yang membimbingnya menuju kesuksesan di Australia.