Kombes Retno Prihawati: Garda Terdepan Penyelamatan Ratusan WNI dari Jeratan TPPO di Filipina

Di balik layar penyelamatan lebih dari 600 warga negara Indonesia (WNI) dari jerat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Filipina, berdiri sosok Kombes Pol. Retno Prihawati. Sebagai Atase Polri di Manila, Retno sigap berkoordinasi, menjalin komunikasi intensif dengan otoritas Filipina, Bareskrim Polri, dan Divisi Hubungan Internasional Polri dalam menindaklanjuti laporan terkait eksploitasi WNI. Dedikasi dan ketulusan Retno bahkan menginspirasi salah seorang korban TPPO, R, untuk mengusulkannya sebagai kandidat Hoegeng Awards 2025.

"Ibu Retno adalah sosok wanita hebat. Pagi, siang, malam bertugas untuk keamanan warga Indonesia di Manila, terutama saat terjadi penggerebekan," tulis R dalam formulir nominasi. R juga menambahkan bahwa kepedulian Retno memberinya keyakinan bahwa proses pemulihan akan berjalan lancar, dan terbukti, berkat kerja kerasnya, ia bisa kembali ke Tanah Air.

R menceritakan bagaimana ia tergiur tawaran pekerjaan sebagai tenaga pemasaran properti di Hong Tai, Filipina, pada Maret 2023. Namun, sesampainya di sana, ia justru dilatih menjadi scammer. Pertemuannya dengan Kombes Retno terjadi saat otoritas Filipina menggerebek kamp sindikat scammer yang merekrutnya. Sejak saat itu, R merasakan betul kepedulian Retno terhadap para WNI korban TPPO. Retno tak hanya menjalankan tugasnya, tetapi juga memberikan perhatian tulus kepada para korban. "Suka diskusi dan sangat baik sekali, perhatiannya luar biasa. Dan sangat tulus melakukannya sebagai tugasnya. Ibu Retno to the point sekali, tidak suka bertele-tele dan sangat tegas orangnya," ungkap R.

Setelah berhasil dipulangkan ke Indonesia pada September 2023, R terus merasakan perhatian Retno. Selama menunggu proses pemulangan, Retno tak henti-hentinya memantau kondisi R dan WNI lainnya, memastikan kebutuhan mereka terpenuhi. "Kepribadian yang wajib dicontoh oleh polisi lainnya menurut saya. Tugas adalah tugas yang seharusnya benar dilakukan. Omongannya sangat bisa dipegang, janjinya selalu dia tepati. Apapun yang kita butuhkan, dia selalu sigap membantu dan itu cepat sekali beres," imbuh R.

Kombes Retno, saat dihubungi secara terpisah, membenarkan bahwa sejak menjabat sebagai Atase Polri di Manila pada Maret 2023, sudah lebih dari 600 WNI berhasil diselamatkan dan dipulangkan ke Indonesia. Mayoritas korban TPPO tersebut direkrut untuk bekerja di bawah kendali sindikat judi online. Kasus-kasus ini terungkap berkat laporan dari para korban melalui hotline KBRI Manila, serta informasi dari jaringan otoritas setempat. Retno kemudian berkoordinasi dengan Bareskrim dan Divisi Hubungan Internasional Polri untuk menindaklanjuti laporan tersebut.

Modus operandi sindikat perdagangan orang ini adalah menjerat korban melalui media sosial dengan tawaran pekerjaan mudah bergaji tinggi. "Diimingi kerja melalui media online FB, IG dan lain-lain. Mereka dibilang misalkan bekerja sebagai resepsionis, marketing, customer service, ada yang ditawarkan sebagai penerjemah bahasa dengan gaji di atas rata-rata di Indonesia, dijanjikan 18 sampai 21 juta," jelas Retno. Para korban, yang mayoritas berpendidikan SMP, diiming-imingi segala kemudahan, mulai dari pengurusan keberangkatan hingga akomodasi di Filipina. Namun, sesampainya di sana, mereka justru diperlakukan layaknya tahanan. "Tapi sampai di sini HP diambil, di-restart, dia dilatih untuk scam. Ada yang menjadi pekerja ilegal, ada penyiksaan, pencucian uang dan lain-lain, sehingga warga negara kita menjadi korban," papar Retno.

Retno juga mengungkapkan bahwa sindikat judi online seringkali terkait dengan tindak kejahatan lain, seperti penipuan, rekrutmen ilegal, dan TPPO. Penggerebekan di Sun Valley Hub Pampanga dan Las Pinas menjadi bukti nyata betapa kompleks dan terorganisirnya jaringan kejahatan ini. Dalam penggerebekan di Sun Valley Hub Pampanga, ditemukan 1.700 orang, termasuk 246 WNI. Bahkan, salah seorang WNI ditemukan dalam kondisi sakit parah dan tidak mendapatkan perawatan yang layak. Retno segera berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Bareskrim untuk memberikan bantuan medis dan melakukan profiling terhadap para WNI korban TPPO.

Penggerebekan di Las Pinas juga mengungkap fakta yang mencengangkan. Di sebuah camp yang menampung 2.700 pekerja scam dan judi online, ditemukan 134 WNI, termasuk seorang anak perempuan berusia 17 tahun. Setelah penggerebekan, para korban harus menunggu proses peradilan Filipina di camp tersebut, tanpa listrik dan fasilitas yang memadai. Retno tak tinggal diam. Ia bolak-balik memastikan kondisi para WNI tetap terjaga, menyuplai makanan, air minum, dan obat-obatan. Dedikasi dan kepedulian Kombes Retno Prihawati telah menjadi oase di tengah gurun penderitaan para korban TPPO, memberikan mereka harapan untuk kembali ke kehidupan yang lebih baik.