Masjid Al Madani: Magnet Ramadan bagi Mahasiswa Surabaya Timur
Masjid Al Madani: Magnet Ramadan bagi Mahasiswa Surabaya Timur
Ramadan di Surabaya Timur tahun ini diwarnai dengan meningkatnya animo mahasiswa untuk berbuka puasa bersama di Masjid Al Madani, kompleks perumahan Pakuwon City. Bukan sekadar tempat berbuka puasa biasa, masjid ini telah menjelma menjadi pusat kegiatan keagamaan dan silaturahmi bagi ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di wilayah tersebut. Setiap sore, menjelang waktu Maghrib, masjid ini dipenuhi oleh mahasiswa yang datang dengan pakaian rapi, menciptakan suasana yang khidmat namun tetap penuh keakraban.
Sebelum waktu berbuka tiba, suasana masjid diramaikan oleh kajian keagamaan yang disambut antusias oleh para mahasiswa. Sambil menunggu adzan, mereka memanfaatkan waktu untuk menambah ilmu agama dan mempererat tali persaudaraan. Di teras masjid, pemandangan mahasiswa yang berbincang dan bersenda gurau turut menambah semarak suasana. Di saat yang sama, pengurus Masjid Al Madani, yang tergabung dalam Komunitas Muslim Pakuwon City (KMPC), siap mendistribusikan ratusan paket takjil dan makanan berbuka puasa. Makanan-makanan tersebut merupakan hasil sumbangan dari warga kompleks Pakuwon City, mulai dari nasi kotak hingga donasi uang yang kemudian digunakan untuk membeli bahan makanan dan takjil.
Komitmen KMPC untuk menjaga kualitas makanan sangat patut diapresiasi. Dody Irawan, Sekretaris KMPC, menegaskan bahwa setiap paket makanan berbuka puasa telah melewati proses seleksi ketat untuk memastikan layak konsumsi dan memiliki standar yang baik. "Kami mengecek makanan yang disumbangkan warga agar kualitasnya terjamin. Bukan sekadar nasi dengan lauk seadanya, tapi minimal ada lauk daging ayam dengan sayur, dan alangkah baiknya jika dilengkapi buah," ujarnya. Hal ini terbukti dari isi nasi kotak yang disajikan, berupa nasi daging rendang dengan sayur dan buah, yang disambut gembira oleh para mahasiswa.
Setelah adzan Maghrib berkumandang, mahasiswa secara tertib mengambil takjil, lalu menunaikan salat Magrib berjamaah. Usai salat, mereka mengantri dengan rapi untuk menukar kupon dengan paket makanan berbuka. Sistem penukaran kupon ini dinilai efektif untuk mengatur distribusi makanan kepada ratusan mahasiswa yang hadir. Nisa, salah seorang mahasiswi ITS yang sudah dua kali berbuka puasa di Masjid Al Madani selama Ramadan ini, mengatakan, "Seru sih tadi di awal ada ceramah, jadi nggak ngganggur-nganggur amat. Terus ada beberapa yang ngaji habis gitu buka bersama bareng, terus salat dan zikirnya bareng." Hal senada disampaikan Talita, mahasiswi ITS lainnya yang mengapresiasi ketertiban dan struktur kegiatan berbuka puasa di masjid tersebut.
Tradisi berbuka puasa bersama di Masjid Al Madani telah berlangsung sejak tahun 2014. Awalnya, masjid hanya menyiapkan 200-300 paket, namun kini jumlahnya telah meningkat menjadi 600-700 paket, bahkan terkadang masih kurang sehingga panitia menyediakan alternatif makanan instan. Dr. Reli Yanuar, Ketua KMPC, menjelaskan, "Alhamdulillah sudah sejak 2014, semakin lama semakin banyak yang hadir di sini untuk bersilaturrahmi dan berbuka puasa bersama dan saling sharing." Tahun ini, masjid juga menghadirkan kajian-kajian yang relevan dengan permasalahan mahasiswa, sebagai upaya untuk memberikan manfaat lebih dari sekadar berbuka puasa.
Totok, Wakil Ketua KMPC, menambahkan, jumlah mahasiswa yang berbuka puasa di masjid tersebut bisa mencapai 700 orang pada hari Senin-Jumat, dan menurun di akhir pekan. Mereka juga berbagi dengan masjid-masjid sekitar yang membutuhkan. "Selain mahasiswa juga ada teman-teman dari ojek online (ojol). Kami juga berbagi ke masjid-masjid sekitar yang membutuhkan nasi kotak untuk berbuka puasa. Insyaallah Masjid Al Madani ke depan semakin baik dan memberi layanan lebih baik lagi ke masyarakat," ujarnya.