Antisipasi Banjir, Saluran Penghubung Pelita di Cilandak Dibenahi Intensif
Pemerintah Kota Jakarta Selatan terus berupaya meningkatkan kapasitas drainase perkotaan guna mencegah terjadinya banjir dan genangan air, terutama menjelang musim penghujan. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan melakukan normalisasi saluran penghubung (PHB) Pelita sepanjang 753 meter yang terletak di kawasan Cipete Selatan, Kecamatan Cilandak.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi permasalahan genangan yang kerap kali menghantui warga sekitar saat curah hujan tinggi. Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan, Santo, menjelaskan bahwa kegiatan normalisasi difokuskan pada pengerukan lumpur dan sedimentasi yang telah lama mengendap di dalam saluran PHB. Pengerukan dimulai dari ruas Jalan Pelita II pada hari Minggu, 27 April 2025, dan ditargetkan rampung dalam beberapa hari mendatang.
"Kami menerima banyak laporan terkait genangan air yang sering terjadi di wilayah ini saat hujan deras. Oleh karena itu, kami berinisiatif melakukan pengerukan lumpur di saluran PHB ini, berkolaborasi dengan pihak kelurahan," ujar Santo.
Sebanyak 200 personel gabungan dikerahkan dalam proyek normalisasi ini. Mereka terdiri dari petugas dari Suku Dinas SDA Jakarta Selatan yang dikenal sebagai "pasukan biru", serta petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Satu unit alat berat amfibi juga diturunkan untuk membantu mempercepat proses pengerukan lumpur.
Fokus utama pengerukan adalah pada kawasan padat pemukiman di RT 2 RW 6 Cipete Selatan, yang selama ini dikenal sebagai titik rawan banjir. Dengan normalisasi saluran PHB Pelita, diharapkan risiko terjadinya banjir dapat diminimalisir secara signifikan.
Santo menambahkan, "Saluran PHB ini memiliki panjang sekitar 753 meter dan bermuara di Kali Krukut."
Proses pembersihan saluran PHB ini tidaklah mudah. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain penyempitan saluran di beberapa titik dan akses yang terbatas, sehingga sebagian besar pekerjaan harus dilakukan secara manual. Namun, berkat adanya lahan kosong di sekitar lokasi, alat berat dapat digunakan untuk mempercepat proses normalisasi.
Selain normalisasi PHB Pelita, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan juga berencana melakukan normalisasi di seluruh saluran PHB Karang Tengah yang berbatasan langsung dengan wilayah Depok. Langkah ini merupakan bagian dari upaya komprehensif untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda wilayah perbatasan.
"Selanjutnya, kami juga akan melakukan normalisasi di seluruh PHB Karang Tengah, yang bersinggungan dengan Depok," kata Santo.
Pengerukan lumpur, baik di saluran PHB maupun di kali, merupakan bagian dari program kerja Pemerintah Kota Jakarta Selatan dalam mengatasi banjir, serta mendukung program 100 hari kerja Gubernur Jakarta, Pramono Anung, dan wakilnya, Rano Karno.
"Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas SDA Depok, terdapat lima RW di Depok yang terdampak banjir. Kami berupaya untuk mengurangi permasalahan banjir di kawasan ini," ujar Santo.
Sebelumnya, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan juga telah melakukan pengerukan lumpur di Kali Cideng, tepatnya di Jalan Patra Kuningan XI pada Senin pekan lalu. Pengerukan ini diperkirakan dapat membantu menurunkan risiko banjir atau genangan sebesar 25 persen.
"Untuk segmen Cideng, kapasitasnya meningkat sekitar 25 persen," kata Santo.
Selain Kali Cideng, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan juga melakukan pengerukan di beberapa sungai lainnya, antara lain Kali Krukut dan Kali Grogol.
"Pengerukan Kali Grogol dari Mayapada sampai dengan pintu air PIM juga sedang berjalan. Ini adalah pengerukan ketiga yang kami lakukan di Cideng," kata Santo.
Dengan serangkaian upaya normalisasi dan pengerukan saluran air ini, Pemerintah Kota Jakarta Selatan berharap dapat memberikan perlindungan yang lebih baik kepada warga dari ancaman banjir dan genangan air, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.