Kenaikan Produksi Beras Nasional Picu Kekecewaan Negara-Negara Pengekspor

Peningkatan signifikan dalam produksi beras di Indonesia telah memicu reaksi beragam dari negara-negara pengekspor beras. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa lonjakan produksi beras dalam negeri telah menyebabkan kekecewaan di kalangan eksportir beras dari berbagai negara.

Informasi ini diperoleh dari laporan United States Department of Agriculture (USDA) yang menunjukkan peningkatan produksi beras Indonesia yang melampaui ekspektasi. "Kemarin kami mendapatkan informasi dari lembaga Amerika Serikat, USDA, yang menyatakan bahwa produksi beras Indonesia melompat tinggi. Bahkan, laporan tersebut menyebutkan hal ini mengecewakan para eksportir negara lain," ujar Amran seperti dilansir dari sebuah siaran berita.

Mentan Amran juga menyampaikan keyakinannya bahwa produksi beras tahun ini akan melampaui target yang ditetapkan pemerintah. Proyeksi produksi beras mencapai lebih dari 34 juta ton, melampaui target awal sebesar 32 juta ton. Peningkatan ini dianggap sebagai perkembangan positif bagi ketahanan pangan nasional.

Mentan Amran juga menanggapi reaksi negatif dari negara-negara pengekspor beras. Ia menyatakan bahwa hal tersebut merupakan reaksi yang wajar mengingat Indonesia adalah pasar potensial bagi impor beras. "Sudah pasti tidak ada satu pun negara di dunia, khususnya eksportir, yang menginginkan Indonesia swasembada. Karena kita adalah pasarnya. Itu normal dan normatif," ungkap Amran.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras Indonesia pada periode Januari hingga Mei 2025 diperkirakan mencapai 16,62 juta ton. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 1,83 juta ton atau 12,40 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, yang tercatat sebesar 14,78 juta ton. Peningkatan juga terlihat jika dibandingkan dengan produksi pada Februari 2024, dengan kenaikan sebesar 0,84 juta ton atau 60,82 persen.

Secara keseluruhan, produksi padi pada periode Januari hingga Mei 2025 diperkirakan mencapai 28,85 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat 3,18 juta ton GKG atau 12,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tiga provinsi dengan produksi padi tertinggi adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, sementara provinsi dengan produksi padi terendah adalah Papua Pegunungan, Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta.

Luas panen padi pada Februari 2025 tercatat sebesar 0,76 juta hektar, meningkat 0,29 juta hektar atau 63,53 persen dibandingkan Februari 2024. Total luas panen padi pada periode Januari hingga Mei 2025 diperkirakan mencapai 5,47 juta hektar, meningkat 0,64 juta hektar atau 13,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) pada Februari 2025 diperkirakan sebesar 4,62 juta ton GKP, naik 1,77 juta ton GKP atau 62,00 persen dibandingkan Februari 2024. Produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) pada Februari 2025 diperkirakan sebesar 3,88 juta ton GKG, naik 1,47 juta ton GKG atau 60,86 persen dibandingkan Februari 2024.