Pengakuan Komika Eky Priyagung: Puluhan Korban Pelecehan Seksual di Lingkungan Masjid Terungkap
Komika Eky Priyagung Ungkap Gelombang Aduan Pelecehan Seksual di Masjid Makassar
Komika Eky Priyagung baru-baru ini membuka diri mengenai pengalaman traumatis yang dialaminya di masa lalu, serta dampaknya terhadap korban lain. Pasca viralnya video pengakuannya terkait dugaan pelecehan seksual yang dialaminya, Eky menerima puluhan aduan dari individu lain yang mengaku menjadi korban dari pelaku yang sama di sebuah masjid di Makassar, Sulawesi Selatan. Jumlah aduan yang masuk mencapai angka 40, dan Eky menduga bahwa jumlah korban sebenarnya bisa jauh lebih besar jika semua kasus terungkap.
Eky menjelaskan bahwa pengalaman pahit tersebut telah lama menjadi bagian dari materi stand-up komedinya. Ia telah terbuka kepada teman-teman dan keluarganya mengenai kejadian tersebut, dan mencoba untuk melihatnya dari sudut pandang komedi. Namun, niat awalnya untuk berbicara di media sosial bukan untuk mencari sensasi, melainkan untuk berbagi pengalaman dan memberikan dukungan kepada korban lain.
Konten yang diunggah Eky bermula dari keinginannya untuk merefleksikan perjalanan spiritualnya. Ia bertemu dengan teman-teman masa kecilnya yang aktif di masjid, dan berdiskusi tentang agama. Tujuannya adalah untuk mengatasi trauma masa lalu dan membangun kembali kepercayaan terhadap agama.
Siapa sangka, unggahan tersebut memicu reaksi yang tak terduga. Banyak korban lain yang mengalami pelecehan oleh pelaku yang sama mulai menghubunginya. Hal ini mendorong Eky untuk berbicara lebih terbuka dan lantang di media sosial. Ia tidak lagi menyembunyikan pengalamannya, melainkan mengungkapkannya secara gamblang dengan harapan dapat membangkitkan keberanian korban lain untuk bersuara.
Respons warganet terhadap video Eky sangat positif. Ia menerima banyak pesan dari korban lain, baik laki-laki maupun perempuan, yang menceritakan pengalaman serupa. Bahkan, Eky menemukan fakta baru bahwa terdapat lebih dari satu pelaku pelecehan di lingkungan masjid tersebut.
Eky menegaskan bahwa tujuannya membuka diri bukanlah untuk menuntut keadilan atas apa yang telah terjadi padanya 16 tahun silam, melainkan untuk memberikan semangat dan dukungan kepada korban lain. Ia berharap, dengan keberaniannya berbicara, korban lain akan terinspirasi untuk melaporkan kasus pelecehan yang mereka alami dan membawa pelaku ke pengadilan.
Kasus yang dialami Eky bermula ketika ia berusia 13 tahun. Ia diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh guru mengajinya yang berinisial SU. Pelecehan tersebut terjadi di rumah pelaku dengan dalih ujian kenaikan tingkat membaca Al-Qur'an. Eky menceritakan bahwa ia dipanggil ke rumah pelaku pada malam hari saat istri pelaku sedang pergi ke mal.
Sesampainya di rumah pelaku, Eky tidak dites membaca Al-Qur'an. Ia justru diminta untuk membuka celana pelaku, dan terjadilah dugaan pelecehan seksual. Setelah kejadian tersebut, Eky disumpah untuk tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapapun. Ia diancam akan celaka jika melanggar sumpah tersebut.
Imbauan untuk Korban Pelecehan Seksual
Eky Priyagung berharap pengalamannya dapat menjadi inspirasi bagi korban pelecehan seksual lainnya untuk berani berbicara dan mencari bantuan. Pelecehan seksual adalah tindakan kriminal yang tidak dapat ditoleransi. Korban pelecehan seksual tidak boleh merasa malu atau takut untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Terdapat berbagai lembaga dan organisasi yang siap memberikan bantuan dan dukungan kepada korban pelecehan seksual.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh korban pelecehan seksual:
- Berbicara dengan orang yang dipercaya: Ceritakan pengalaman Anda kepada orang yang Anda percaya, seperti keluarga, teman, atau konselor.
- Melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib: Laporkan pelecehan seksual kepada polisi atau lembaga perlindungan anak dan perempuan.
- Mencari bantuan profesional: Konsultasikan diri Anda dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan dukungan emosional dan mengatasi trauma.
- Bergabung dengan kelompok dukungan: Bergabunglah dengan kelompok dukungan untuk berbagi pengalaman dengan korban lain dan mendapatkan dukungan dari sesama.
Anda tidak sendirian. Ada banyak orang yang peduli dan siap membantu Anda.