Konsolidasi BUMN di Danantara Rampung Akhir Maret: Restrukturisasi dan Optimalisasi Aset di Depan Mata

Konsolidasi BUMN di Danantara Rampung Akhir Maret: Restrukturisasi dan Optimalisasi Aset di Depan Mata

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memastikan seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk yang tengah mengalami kesulitan keuangan, akan terintegrasi sepenuhnya pada akhir Maret 2025. Proses pengalihan kepemilikan saham dari Kementerian BUMN ke Danantara saat ini tengah berjalan intensif. COO BPI Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa integrasi ini akan membuka peluang besar bagi restrukturisasi dan optimalisasi aset BUMN guna meningkatkan kinerja dan kontribusi bagi perekonomian nasional.

"Target kami adalah akhir Maret semua BUMN sudah bergabung dengan Danantara. Setelah proses inbreng saham selesai, seluruh BUMN akan berada di bawah naungan Danantara," tegas Dony kepada awak media di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (7/3/2025). Ia menekankan bahwa tidak ada pengecualian, bahkan BUMN yang mengalami kerugian atau berada dalam kondisi 'sakit' pun akan diintegrasikan. Strategi ini, menurut Dony, akan memudahkan proses restrukturisasi dan pembenahan perusahaan yang selama ini berjalan secara terpisah-pisah.

Salah satu fokus utama pasca integrasi adalah restrukturisasi BUMN karya yang tengah menghadapi tantangan. Dony menjelaskan bahwa konsolidasi di bawah Danantara akan mempermudah upaya pemulihan kondisi keuangan perusahaan-perusahaan tersebut. "Dengan penggabungan dan kolaborasi yang terintegrasi, kita dapat melakukan perbaikan yang lebih efisien dan efektif," tambahnya. Ia menegaskan bahwa tujuan utama bukan sekadar mengurangi kerugian, melainkan meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN di pasar global.

Keuntungan yang diperoleh dari integrasi ini pun diharapkan signifikan. Dividen yang sebelumnya langsung masuk ke kas negara melalui Kementerian Keuangan, kini dapat dikelola Danantara. Hal ini membuka peluang besar bagi reinvestasi untuk ekspansi bisnis atau perbaikan perusahaan yang merugi. Dony mencontohkan Bank Mandiri, dimana dividen yang sebelumnya masuk ke APBN, kini dapat digunakan untuk memperkuat posisi perusahaan dan mendorong pertumbuhan bisnis.

"Dengan sistem ini, dividen dapat dimaksimalkan untuk pertumbuhan internal BUMN. Bukan hanya untuk memperbaiki perusahaan yang merugi, tetapi juga untuk ekspansi dan inovasi," jelas Dony. Selain itu, sebagian dana kelolaan Danantara akan diinvestasikan di sektor-sektor strategis yang telah ditentukan, dengan perhitungan ekonomis yang matang untuk memberikan dampak positif yang lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Dony menambahkan bahwa dengan integrasi ini, potensi Rp 150 triliun dividen yang sebelumnya masuk ke APBN, akan dapat dikelola lebih efektif untuk mempercepat pembangunan nasional. Investasi ini akan diarahkan ke sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan aspek ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.

Dengan terintegrasinya semua BUMN di bawah naungan Danantara, diharapkan akan terjadi peningkatan efisiensi, optimalisasi aset, serta peningkatan daya saing BUMN dalam kancah global. Langkah ini dinilai sebagai strategi jangka panjang untuk memperkuat perekonomian Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Proses ini juga diharapkan dapat menciptakan sinar baru bagi BUMN dan memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi pembangunan nasional.