Polemik 'Dokumen Rusia': PDI-P Belum Ungkap Rencana Penggunaan

Polemik 'Dokumen Rusia': PDI-P Belum Ungkap Rencana Penggunaan

Keberadaan serangkaian dokumen yang disebut sebagai "Dokumen Rusia" yang diserahkan oleh pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie kepada Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P, Yoseph Aryo Adhi Dharmo, terus menjadi sorotan. Publik masih bertanya-tanya mengenai tujuan dan pemanfaatan dokumen-dokumen tersebut oleh partai berlambang banteng tersebut.

Dokumen ini sebelumnya dititipkan kepada Connie oleh Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, yang saat ini berstatus tersangka dalam kasus dugaan suap terkait Pergantian Antar Waktu (PAW) anggota DPR, Harun Masiku. Total terdapat 37 dokumen, termasuk sebuah flashdisk yang berisi rekaman video berbagai kasus.

Connie mengungkapkan penyerahan dokumen tersebut melalui unggahan di akun Instagram pribadinya beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan bahwa dokumen-dokumen itu telah dicap oleh notaris, dengan total 37 dokumen yang ia terima. Connie diketahui sempat membawa dokumen tersebut ke Rusia untuk diamankan, mengingat posisinya sebagai Guru Besar di Universitas Saint Petersburg.

Guntur Romli, seorang politikus PDI-P, mengonfirmasi bahwa "Dokumen Rusia" tersebut telah dikembalikan ke partai. Namun, ia menyatakan belum mengetahui secara pasti peruntukannya, karena belum ada pembahasan lebih lanjut di internal partai. Sementara itu, Ronny Talapessy, kuasa hukum Hasto Kristiyanto, memilih untuk tidak memberikan komentar terkait keberadaan "Dokumen Rusia" tersebut.

Connie mengungkapkan bahwa setidaknya ada dua dokumen yang membuatnya terkejut dan merasa khawatir. Salah satunya adalah dokumen nomor 16 yang berkaitan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dokumen lainnya, yaitu dokumen nomor 7, berisi informasi mengenai rencana pembubaran dan penghancuran PDI-P.

Selain itu, terdapat pula dokumen-dokumen yang berisi informasi mengenai berbagai kasus, termasuk kasus korupsi. Connie juga menyinggung adanya indikasi penyusup di internal PDI-P yang berupaya menghancurkan partai. Informasi ini, menurutnya, termuat dalam "Dokumen Rusia". Bahkan, Connie menyebutkan bahwa Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, telah mengetahui informasi tersebut dan tidak terkejut saat Connie menyampaikan hal ini.

Connie juga menjelaskan bahwa ia memiliki perjanjian dengan Hasto untuk tidak menyalin atau menyebarluaskan isi flashdisk tersebut. Ia menyerahkan dokumen-dokumen itu kepada PDI-P karena ia akan lebih lama berada di Rusia terkait dengan kontrak kerjanya sebagai Highly Qualified Specialist di Universitas Saint Petersburg hingga 26 Februari 2028.

Guntur Romli sebelumnya membenarkan bahwa Hasto memiliki dokumen dan video terkait dugaan skandal korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, serta penggunaan aparatur negara untuk kepentingan politik pribadi. Dokumen-dokumen tersebut dititipkan kepada Connie untuk diamankan di Rusia, mengingat posisinya sebagai Guru Besar di Saint Petersburg State University.

Guntur menjelaskan bahwa dokumen-dokumen tersebut berisi informasi mengenai upaya pembunuhan karakter terhadap lawan politik melalui kasus hukum, penyalahgunaan wewenang oleh pejabat penegak hukum untuk menyelesaikan masalah pribadi, bukti-bukti terkait isu perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode, serta upaya pengambilalihan partai politik melalui kasus-kasus hukum. Politikus PDI-P lainnya, Andi Widjajanto, juga memberikan data tambahan untuk melengkapi informasi yang dimiliki Hasto.

Menurut Guntur, langkah Hasto menitipkan dokumen-dokumen tersebut kepada Connie adalah sebagai upaya untuk mengamankan informasi penting terkait dugaan skandal. Ia menambahkan bahwa sumber informasi tersebut berasal dari internal partai, mengingat Hasto dan Andi Widjajanto sebelumnya memiliki posisi strategis di dalam pemerintahan.