BNPB Dorong Ribuan Sekolah Gelar Simulasi Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2025

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginisiasi program simulasi kesiapsiagaan bencana yang melibatkan 7.000 sekolah di seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang akan jatuh pada tahun 2025 mendatang.

Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan siswa, guru, serta staf sekolah dalam menghadapi potensi ancaman bencana. Simulasi yang diadakan akan mencakup berbagai skenario bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan tsunami, disesuaikan dengan karakteristik risiko di masing-masing daerah.

BNPB berharap, melalui program ini, sekolah dapat menjadi garda terdepan dalam upaya pengurangan risiko bencana. Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) menjadi kerangka acuan utama dalam pelaksanaan simulasi, memastikan bahwa setiap sekolah memiliki rencana kontingensi yang jelas dan teruji. Rencana kontingensi ini mencakup prosedur evakuasi, titik kumpul aman, serta sistem komunikasi darurat yang efektif.

Selain simulasi, program ini juga mencakup pelatihan bagi guru dan staf sekolah mengenai pertolongan pertama, pemadaman kebakaran, dan manajemen pengungsian. Diharapkan, dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai, mereka dapat memberikan respons yang cepat dan tepat saat terjadi bencana.

Kegiatan simulasi di 7.000 sekolah ini merupakan langkah strategis untuk membangun budaya sadar bencana sejak usia dini. BNPB meyakini bahwa dengan melibatkan generasi muda dalam upaya pengurangan risiko bencana, Indonesia akan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan alam di masa depan.

Adapun beberapa poin penting dalam program simulasi ini meliputi:

  • Peningkatan Kesadaran: Mengedukasi siswa dan guru tentang jenis-jenis bencana dan cara menghadapinya.
  • Pengembangan Keterampilan: Melatih praktik evakuasi, pertolongan pertama, dan pemadaman kebakaran.
  • Penyusunan Rencana Kontingensi: Memastikan setiap sekolah memiliki rencana yang jelas dan teruji.
  • Koordinasi Lintas Sektor: Melibatkan berbagai pihak terkait seperti BPBD, Dinas Pendidikan, dan komunitas setempat.

BNPB akan terus melakukan pendampingan dan evaluasi terhadap pelaksanaan simulasi di 7.000 sekolah tersebut. Tujuannya adalah untuk memastikan program ini berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesiapsiagaan bencana di seluruh Indonesia. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya membangun komunitas yang tangguh terhadap bencana.