Banjir Bekasi: 200 Hektare Sawah Terendam, Ribuan Warga Terdampak
Banjir Bekasi: Bencana yang Melanda Desa Buni Bakti
Bencana banjir yang melanda Desa Buni Bakti, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak Selasa, 3 Maret 2025, telah mengakibatkan kerugian materiil yang signifikan bagi masyarakat setempat. Luasnya lahan persawahan yang terendam, mencapai 200 hektare, telah merendam harapan para petani yang baru saja menanam bibit padi. Kerugian yang diderita diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, sebuah pukulan telak bagi perekonomian desa. Kepala Desa Buni Bakti, Sidi Sumardi, dalam keterangannya pada Jumat, 7 Maret 2025, mengungkapkan keprihatinannya atas dampak bencana ini bagi warganya.
Penyebab utama banjir ini adalah meluapnya Sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan Sungai Cikeas dan Kali Bekasi mengirimkan volume air yang besar. Kondisi ini diperparah oleh jebolnya tanggul di RT 14/RW 08 Desa Buni Bakti, yang semakin memperburuk situasi dan memperluas area terdampak. Bencana ini tidak hanya merendam sawah, tetapi juga mengakibatkan ribuan warga terdampak. Sebanyak 11.000 jiwa dari 36 RT di 17 RW di Desa Buni Bakti terpaksa menghadapi dampak banjir ini, yang berlangsung hingga beberapa hari setelah kejadian awal.
Dampak Bencana:
- Kerugian Ekonomi: Ratusan juta rupiah kerugian ditaksir akibat gagal panen di lahan persawahan seluas 200 hektare.
- Kerusakan Infrastruktur: Jebolnya tanggul di RT 14/RW 08 memperparah banjir dan menambah beban perbaikan infrastruktur.
- Dampak Sosial: 11.000 jiwa dari 36 RT di 17 RW terdampak, membutuhkan bantuan dan dukungan.
Solusi Jangka Panjang:
Kepala Desa Buni Bakti menekankan perlunya solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir yang kerap melanda desanya. Ia mengusulkan pembangunan turap sepanjang lima kilometer di bantaran Kali CBL, dari wilayah Desa Buni Bakti hingga ke laut lepas. Proyek ini diharapkan dapat mencegah meluapnya sungai dan melindungi wilayah dari banjir di masa mendatang. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera merespon usulan ini dan mengalokasikan anggaran yang diperlukan untuk pembangunan turap tersebut. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi tanggul dan sistem drainase di Desa Buni Bakti untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Kejadian ini sekali lagi menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya air yang efektif dan berkelanjutan, serta pembangunan infrastruktur yang tangguh dalam menghadapi bencana alam. Tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dibutuhkan untuk mengurangi risiko dan dampak banjir di masa mendatang.