Waspadai! Lima Indikasi Usus Tidak Sehat yang Mengganggu Pencernaan

Kesehatan usus memegang peranan krusial dalam menjaga keseimbangan dan fungsi optimal tubuh. Seringkali diabaikan, kondisi usus yang kurang sehat dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga masalah kulit dan suasana hati. Mengenali tanda-tanda awal usus yang bermasalah menjadi penting agar tindakan pencegahan dan penanganan dapat segera dilakukan.

Salah satu indikator utama kesehatan usus adalah keteraturan buang air besar. Idealnya, seseorang buang air besar satu hingga dua kali sehari dengan konsistensi feses yang normal, tidak terlalu keras ataupun terlalu cair. Selain itu, penting juga untuk tidak mengalami gejala rektal seperti wasir, atau keluhan perut seperti sering buang gas, perut kembung, dan nyeri perut. Rosia Parrish, seorang dokter naturopati, menjelaskan bahwa sistem pencernaan yang sehat akan mampu mengolah makanan dan membuang limbah dengan efisien, serta tidak mudah terpengaruh oleh faktor eksternal seperti stres atau perubahan lingkungan.

Namun, ketika usus tidak sehat, berbagai masalah dapat muncul. Berikut adalah lima indikasi yang perlu diwaspadai:

  • Gangguan Pencernaan: Ini adalah tanda yang paling umum. Usus yang 'kotor' atau tidak seimbang seringkali menyebabkan masalah seperti sakit perut, perut kembung, sembelit, diare, dan produksi gas berlebihan. Ketidakseimbangan bakteri dalam usus dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.
  • Kelelahan Kronis: Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kesehatan usus dan tingkat energi. Orang dengan sindrom kelelahan kronis seringkali memiliki ketidakseimbangan mikrobioma usus. Hampir separuh penderita kelelahan kronis juga mengalami Irritable Bowel Syndrome (IBS).
  • Perubahan Berat Badan Drastis: Penurunan atau kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik, bisa menjadi pertanda masalah usus. Ketidakseimbangan mikrobioma usus dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi, mengatur kadar gula darah, dan menyimpan lemak. Penurunan berat badan bisa disebabkan oleh malabsorpsi, sementara kenaikan berat badan dapat dipicu oleh resistensi insulin atau peradangan.
  • Masalah Kulit: Kondisi kulit seperti psoriasis, eksim, dan jerawat kronis seringkali terkait dengan kesehatan usus. Jumlah bakteri baik yang rendah dalam usus dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memicu peradangan yang memanifestasikan diri pada kulit.
  • Perubahan Suasana Hati: Usus dan otak terhubung melalui sumbu usus-otak. Gangguan pada usus dan peradangan pada sistem saraf pusat dapat memengaruhi suasana hati dan memicu masalah seperti kecemasan dan depresi. Probiotik, yang membantu menyeimbangkan bakteri usus, dapat membantu meringankan kondisi ini.

Mengingat pentingnya peran usus bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan, menjaga keseimbangan mikrobioma usus menjadi hal yang esensial. Konsumsi makanan sehat dan bergizi, kaya serat, serta menghindari makanan olahan dan tinggi gula dapat membantu menjaga kesehatan usus. Selain itu, mengelola stres dan berolahraga secara teratur juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan usus.