Lomba Balap Traktor Tingkatkan Keterampilan Operator Pertanian di Buleleng
Lomba Balap Traktor Tingkatkan Keterampilan Operator Pertanian di Buleleng
Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (7 Maret 2025) menyaksikan sebuah kompetisi yang unik dan bermanfaat: lomba balap traktor bagi para penyuluh pertanian. Diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng di Kelurahan Banyuasri, lomba ini diikuti oleh 19 kelompok yang terdiri dari pegawai Dinas Pertanian. Menariknya, para peserta, baik pria maupun wanita, berlomba mengoperasikan traktor dengan mengenakan pakaian yang tak biasa; para wanita terlihat mengenakan daster dan gaun, sementara para pria mengenakan sarung. Penampilan ini justru menambah semarak dan keunikan acara tersebut.
Lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi semata. Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, tujuan utama penyelenggaraan lomba ini adalah untuk meningkatkan keterampilan para operator traktor, memastikan kesiapan tenaga pengendali alat dan mesin pertanian, serta mendorong modernisasi pertanian di Buleleng. Minimnya jumlah operator traktor yang dimiliki pemerintah menjadi latar belakang penting dari inisiatif ini. "Biasanya kami menunggu operator traktor untuk membuka lahan. Jadi, kami mengajak seluruh staf Dinas Pertanian untuk belajar menjadi operator traktor," jelas Melandrat saat ditemui di lokasi lomba.
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng saat ini memiliki 48 unit traktor yang dapat dipinjamkan kepada kelompok tani. Namun, kekurangan operator menjadi kendala utama dalam optimalisasi penggunaan alat-alat pertanian modern tersebut. Melalui lomba balap traktor ini, diharapkan akan lahir lebih banyak tenaga terampil yang siap membantu para petani meningkatkan produktivitas mereka. "Dengan pendekatan yang kreatif dan berbasis praktik langsung di lapangan, diharapkan semakin banyak tenaga terampil yang siap mendukung para petani," tambah Melandrat. Ia juga menekankan pentingnya pergeseran dari pertanian tradisional menuju pertanian modern yang lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi terkini.
Salah satu peserta lomba, Gede Ardana, seorang penyuluh pertanian di Kelurahan Sukasada, mengungkapkan manfaat besar dari lomba ini, khususnya dalam meningkatkan keterampilan mengoperasikan traktor roda dua. Keterampilan yang diperolehnya dalam lomba ini diharapkan dapat ditransfer kepada para petani yang dibimbingnya. "Lomba alat dan mesin pertanian ini sangat bermanfaat karena banyak penyuluh yang belum memiliki keterampilan dalam mengoperasikan traktor," ujarnya. Partisipasi aktif para penyuluh pertanian dalam lomba ini menunjukkan komitmen mereka untuk meningkatkan kemampuan dan berkontribusi pada kemajuan sektor pertanian di Buleleng.
Lomba balap traktor ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga merupakan strategi inovatif untuk mengatasi kendala minimnya operator traktor dan mendorong modernisasi pertanian di Kabupaten Buleleng. Dengan pendekatan yang kreatif dan praktis, diharapkan program ini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas dan kesejahteraan para petani di daerah tersebut. Suksesnya lomba ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pertanian.
Kesimpulan: Lomba balap traktor di Buleleng merupakan sebuah inisiatif yang inovatif dan efektif dalam meningkatkan keterampilan operator traktor, menjawab tantangan minimnya tenaga terampil, dan mendorong modernisasi pertanian di Kabupaten Buleleng. Partisipasi aktif para penyuluh pertanian menunjukkan komitmen mereka untuk kemajuan sektor pertanian, sementara pendekatan yang kreatif dan praktis dalam pelaksanaan lomba ini patut diapresiasi dan dapat menjadi contoh bagi daerah lain.