Tragedi Putra Nabi Nuh: Penolakan Iman Berujung Maut dalam Tsunami Dahsyat

Epilog Tragis di Tengah Tufan: Kisah Putra Nabi Nuh dan Penolakan Iman

Kisah tentang putra Nabi Nuh AS yang menemui ajalnya dalam banjir besar merupakan narasi abadi yang tertulis dalam lembaran Al-Qur'an. Lebih dari sekadar catatan sejarah, peristiwa ini mengandung pelajaran mendalam tentang hakikat iman, pentingnya ketaatan kepada Sang Pencipta, dan jalinan hubungan antara manusia dengan Allah SWT.

Kisah ini menjadi cermin bagi umat manusia, mengingatkan bahwa garis keturunan atau hubungan darah tidak menjamin keselamatan akhirat jika tidak diiringi dengan keimanan yang teguh. Putra Nabi Nuh, yang dalam beberapa riwayat tafsir disebut sebagai Kan'an atau Yam, memilih jalan yang berbeda dari ayahnya. Ia menolak seruan untuk beriman dan mengabaikan ajakan untuk bergabung dalam bahtera penyelamat saat banjir besar melanda.

Menurut riwayat, Nabi Nuh AS memiliki empat putra: Kan'an, Yafith, Sam, dan Ham. Kan'an digambarkan sebagai sosok yang durhaka dan menentang ajaran ayahnya. Ia bahkan menyimpan kebencian terhadap Nabi Nuh AS dan berpura-pura beriman, mengikuti jejak ibunya yang juga merupakan penentang dakwah Nabi Nuh AS.

Ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membangun bahtera besar sebagai persiapan menghadapi banjir dahsyat, Kan'an tetap pada pendiriannya untuk tidak beriman. Saat air bah mulai naik, Nabi Nuh AS berusaha membujuk putranya untuk naik ke bahtera, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur'an surah Hud ayat 43:

قَالَ سَـَٔاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَ

Artinya: Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.

Alih-alih mengikuti ajakan ayahnya, Kan'an memilih untuk mencari perlindungan di puncak gunung, berharap dapat menyelamatkan diri dari banjir. Namun, azab Allah SWT meliputi segalanya, bahkan gunung yang menjadi tujuannya pun ikut ditenggelamkan. Gelombang besar menyapu Kan'an, dan ia pun lenyap dari pandangan.

Sebagai seorang ayah, Nabi Nuh AS merasakan duka yang mendalam atas kehilangan putranya. Ia sempat memohon kepada Allah SWT agar menyelamatkan Kan'an, namun Allah SWT menegaskan bahwa Kan'an tidak termasuk dalam golongan yang dijanjikan keselamatan karena kedurhakaannya.

Doa Nabi Nuh AS diabadikan dalam Al-Qur'an surah Hud ayat 45:

وَنَادَىٰ نُوحٌ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبْنِى مِنْ أَهْلِى وَإِنَّ وَعْدَكَ ٱلْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ ٱلْحَٰكِمِينَ

Artinya: Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya".

Allah SWT kemudian menjawab doa Nabi Nuh AS dalam surah Hud ayat 46:

قَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيْرُ صَٰلِحٍ ۖ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

Artinya: Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan".

Nabi Nuh AS menyadari kesalahannya dan segera memohon ampunan kepada Allah SWT. Ia menerima takdir kepergian putranya dan istrinya yang zalim, serta seluruh umatnya yang menolak ajaran Allah SWT dan memilih menyembah berhala.

Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya iman dan ketaatan kepada Allah SWT. Garis keturunan tidak menjamin keselamatan jika tidak diiringi dengan amal saleh dan ketakwaan kepada Sang Pencipta.