Kendala Alam Hambat Proyek Jembatan Cicangor, Pemprov Jabar Optimistis Rampung Pekan Ini
Proyek pembangunan Jembatan Bailey Cicangor yang menghubungkan Karawang dan Bogor mengalami keterlambatan dari target yang ditetapkan. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa faktor alam menjadi penyebab utama kendala dalam penyelesaian proyek ini.
Menurut Dedi Mulyadi, kondisi tanah yang labil dan ambles menjadi tantangan signifikan yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, karakteristik alam yang sulit diprediksi membuat proses pembangunan menjadi lebih kompleks. "Alam tidak bisa dilawan. Mau pakai ilmu apa pun kalau tanahnya ambles, pembangunan tidak bisa dipaksakan," ujarnya.
Jembatan Cicangor yang terletak di Jalan Badami-Loji, Kecamatan Pangkalan, Karawang, mengalami kerusakan akibat derasnya aliran sungai yang mengikis pondasi jembatan. Peristiwa ini terjadi pada awal Maret 2025, ketika curah hujan tinggi melanda wilayah Karawang dan sekitarnya. Akibatnya, aktivitas warga terganggu karena jembatan tidak dapat dilalui oleh kendaraan.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil langkah cepat dengan memutuskan pembangunan jembatan rangka baja prefabricated (bailey) sebagai solusi sementara. Proyek ini diharapkan dapat memulihkan aksesibilitas dan mobilitas warga di wilayah tersebut.
Meski mengalami keterlambatan, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pemerintah provinsi tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyek Jembatan Bailey Cicangor. Ia menargetkan jembatan tersebut dapat rampung dan beroperasi dalam pekan ini, sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat.
Berikut adalah poin-poin penting terkait proyek Jembatan Bailey Cicangor:
- Lokasi: Jalan Badami-Loji, Kecamatan Pangkalan, Karawang
- Penyebab Keterlambatan: Kondisi alam (tanah ambles)
- Solusi: Pembangunan jembatan rangka baja prefabricated (bailey)
- Target Penyelesaian: Pekan ini
- Dampak: Terhambatnya aktivitas warga karena jembatan tidak dapat dilalui
Dengan rampungnya Jembatan Bailey Cicangor, diharapkan aktivitas masyarakat dapat kembali normal dan perekonomian wilayah dapat kembali bergeliat.