Banyak mitos yang beredar di masyarakat, khususnya di kalangan wanita, mengenai pantangan saat menstruasi. Salah satunya adalah larangan mengonsumsi air dingin karena dipercaya dapat membekukan darah menstruasi. Namun, benarkah demikian?

Seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn), Dr. Beeleonie, dengan tegas membantah kepercayaan tersebut. Beliau menyatakan bahwa anggapan tersebut hanyalah mitos belaka yang tidak memiliki dasar ilmiah. Dalam sebuah acara di Jakarta Selatan, beliau menjelaskan bahwa tidak ada alasan medis yang melarang wanita minum air dingin saat menstruasi.

Mitos tentang air dingin yang menyebabkan pembekuan darah juga tidak benar. Darah menstruasi akan tetap keluar sesuai dengan siklusnya, terlepas dari apakah seseorang mengonsumsi air dingin atau tidak. Wanita tidak perlu khawatir darah akan membeku di dalam tubuh dan menghambat proses menstruasi hanya karena minum air dingin.

Beliau menjelaskan bahwa air dingin yang masuk ke dalam tubuh akan secara otomatis menyesuaikan dengan suhu tubuh. Tubuh memiliki mekanisme pengaturan suhu yang sangat baik, sehingga suhu air yang diminum tidak akan memengaruhi proses fisiologis seperti menstruasi. Air dingin tidak akan menyebabkan darah membeku atau menghentikan aliran darah menstruasi.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, Dr. Beeleonie menyarankan untuk mencoba meletakkan es batu di ketiak. Es batu tersebut akan mencair dan menyesuaikan dengan suhu tubuh. Hal yang sama berlaku untuk air dingin yang diminum. Air tersebut akan menyesuaikan dengan suhu tubuh dan tidak akan memberikan efek negatif pada proses menstruasi.

Oleh karena itu, wanita tidak perlu khawatir atau menghindari minum air dingin saat menstruasi. Baik air dingin maupun air hangat, keduanya akan mengikuti suhu tubuh setelah masuk ke dalam tubuh. Jadi, mitos tentang air dingin yang menyebabkan pembekuan darah saat menstruasi hanyalah kepercayaan yang tidak berdasar dan tidak perlu dipercaya.