Semarang Gelar Pawai Ogoh-ogoh Meriahkan Festival Seni Lintas Agama, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan

Kota Semarang siap menjadi tuan rumah Festival Seni Lintas Agama yang akan dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh spektakuler pada Sabtu, 26 April 2025. Acara ini bukan sekadar perayaan seni dan budaya, melainkan juga menjadi simbol kuat toleransi dan keberagaman antarumat beragama di kota tersebut.

Rute pawai akan dimulai dari depan Balai Kota Semarang di Jalan Pemuda, kemudian melintasi kawasan Tugu Muda yang ikonik, berbelok ke Jalan Pandanaran yang ramai, dan berakhir di Lapangan Pancasila, jantung Simpang Lima. Ribuan warga Semarang dan wisatawan diperkirakan akan memadati sepanjang rute untuk menyaksikan parade ogoh-ogoh yang memukau.

Rekayasa Lalu Lintas untuk Kelancaran Pawai

Guna memastikan kelancaran dan keamanan pawai, Dinas Perhubungan Kota Semarang telah menyiapkan rekayasa lalu lintas yang akan diberlakukan secara bertahap. Informasi ini diumumkan melalui akun Instagram resmi @dishubkotasmg, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan menyesuaikan rencana perjalanan mereka.

  • Pukul 13.00 WIB: Penutupan total Jalan Pemuda akan dimulai.
  • Pukul 15.00 WIB hingga selesai: Pengalihan arus lalu lintas akan diberlakukan di kawasan Simpang Lima dan sekitarnya. Pengguna jalan diimbau untuk mencari jalur alternatif dan mematuhi rambu-rambu serta arahan petugas di lapangan.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menekankan bahwa festival ini dirancang sebagai wadah ekspresi seni yang inklusif, sekaligus representasi nyata keharmonisan warga Semarang yang berasal dari berbagai latar belakang agama dan kepercayaan. Beliau mengajak seluruh masyarakat untuk datang dan menyaksikan pawai ogoh-ogoh yang diyakini akan sangat menarik.

“Nonton ya bagus banget itu pasti nanti ogo-ogonya. Ini juga kita harapkan bisa menyedot wisatawan,” ungkap Agustina pada hari Jumat, 25 April 2025.

Lebih lanjut, Agustina mengundang wisatawan dari luar kota untuk tidak hanya menikmati festival, tetapi juga merasakan kelezatan kuliner khas Semarang dan berbelanja produk-produk lokal yang berkualitas.

“Habis itu (melihat festival) silakan ngopi dan belanja di Kota Semarang,” tambahnya.

Antusiasme Peserta Terus Meningkat

Menjelang hari pelaksanaan, antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi dalam pawai ogoh-ogoh terus meningkat. Bahkan, komunitas-komunitas lintas agama seperti Yayasan Tay Kak Sie juga menyatakan minat untuk bergabung dalam arak-arakan tersebut.

“Pesertanya bertambah terus. Terus, tadi juga ada teman-teman dari Yayasan Tay Kak Sie minta tambahan slot untuk bisa ikut di dalam proses arak-arakan ini,” jelas Agustina.

Festival Seni Lintas Agama dan pawai ogoh-ogoh ini diharapkan tidak hanya menjadi tontonan yang menghibur, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkuat semangat toleransi di Kota Semarang.