Indonesia Intensifkan Komunikasi dengan AS Guna Optimalkan Negosiasi Tarif
Pemerintah Indonesia terus mengintensifkan komunikasi dengan berbagai pihak di Amerika Serikat (AS) dalam upaya mengoptimalkan negosiasi terkait tarif perdagangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pendekatan ini dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk berkoordinasi dengan United States Trade Representative (USTR), Departemen Perdagangan AS (Department of Commerce), dan US Treasury.
"Indonesia menggunakan semua jalur yang tersedia untuk bernegosiasi dengan AS, melalui USTR, Departemen Perdagangan, dan US Treasury," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers daring, seperti dikutip dari situs web Kementerian Keuangan. Tujuannya, kata dia, adalah untuk mendapatkan pemahaman komprehensif mengenai ekspektasi AS dan proses pengambilan keputusan pemerintah AS terkait mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Sri Mulyani menambahkan bahwa inisiatif dialog dan negosiasi bilateral antara Indonesia dan AS disambut baik oleh pihak AS. Proposal yang diajukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahkan diapresiasi karena dianggap paling lengkap dan detail dalam menggambarkan potensi kerja sama yang saling menguntungkan.
"Ini adalah pengakuan dari AS atas langkah-langkah yang diambil oleh Indonesia. Dengan komunikasi awal yang baik, Indonesia dianggap sebagai first mover, yang memberikan keuntungan dalam proses perundingan," jelasnya.
Menkeu berharap negosiasi ini akan menghasilkan manfaat nyata bagi Indonesia, kawasan, dan perekonomian global secara keseluruhan. Umpan balik positif ini akan menjadi modal bagi Indonesia untuk terus melakukan pembahasan di tingkat teknis dengan harapan akan menghasilkan manfaat bagi perekonomian Indonesia, regional, dan dunia.
Dalam pertemuan IMF – World Bank Spring Meetings 2025, Menkeu juga berdiskusi dengan para Menteri Keuangan negara lain mengenai hubungan dagang mereka dengan AS. Ia mengatakan bahwa forum tersebut digunakan sebagai sarana untuk menurunkan ketegangan dan mencari kesepahaman demi menjaga stabilitas ekonomi global.
"Semangat itulah yang terus dan akan terus disampaikan," pungkasnya.