Pengembangan Transjabodetabek Membutuhkan Cetak Biru yang Terintegrasi
Merespon operasional Transjabodetabek, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menekankan perlunya sebuah masterplan yang komprehensif dan terpadu. Hal ini dianggap krusial untuk memastikan pengembangan layanan transportasi publik lintas wilayah tersebut berjalan optimal dan sesuai tujuan.
Ketua Umum MTI, Tory Damantoro, menyatakan bahwa tanpa perencanaan induk yang jelas, inisiatif seperti Transjabodetabek berisiko menjadi tidak terarah dan kurang efektif. Menurutnya, esensi dari Transjabodetabek adalah mengalihkan preferensi masyarakat dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum yang lebih berkelanjutan.
"Masterplan Jabodetabek bukan hanya sekadar rencana teknis. Ini adalah fondasi bagi kolaborasi dalam penyelenggaraan dan pembiayaan layanan lintas daerah, yang manfaatnya dinikmati bersama oleh seluruh warga Jabodetabek," ungkap Tory dalam pernyataan tertulisnya.
Keberadaan masterplan, lanjut Tory, akan memberikan landasan yang kuat dalam pembagian tanggung jawab serta pembiayaan antar wilayah. Jakarta dapat mengambil peran sebagai penggerak utama dengan menyediakan layanan dan subsidi di tahap awal. Namun, dalam jangka panjang, wilayah-wilayah di Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) diharapkan dapat berkontribusi sesuai dengan proporsi manfaat yang dirasakan oleh masyarakatnya.
Ketua MTI Jakarta, Yusa Cahya Permana, menambahkan, "Idealnya, Jakarta membiayai di tahap awal. Tetapi, melalui masterplan, kita dapat menentukan waktu yang tepat ketika beban subsidi mulai dialihkan ke wilayah Bodetabek. Misalnya, saat farebox recovery ratio sudah mencapai 70 persen."
MTI juga mendorong revitalisasi Terminal Blok M menjadi kawasan transit oriented development (TOD) yang terintegrasi. Konsep TOD ini diharapkan dapat menghubungkan seluruh layanan transportasi di wilayah Jabodetabek, menciptakan kemudahan dan efisiensi bagi para pengguna.
Sejalan dengan upaya tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta tengah berupaya memperluas jangkauan transportasi publik melalui pengembangan lima rute baru Transjabodetabek. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov untuk menghubungkan Ibu Kota dengan wilayah-wilayah penyangga di sekitarnya.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menjelaskan bahwa perluasan rute ini adalah wujud komitmen Pemprov dalam menyediakan transportasi yang terintegrasi dan terjangkau, bahkan direncanakan akan digratiskan sepenuhnya dalam jangka menengah.
"Nantinya akan ada rute ke Bekasi, Depok, Bogor, Sawangan, dan lainnya. Bahkan, kita akan membuka jalur yang menghubungkan kawasan yang selama ini dianggap sulit diakses, seperti dari Pantai Indah Kapuk (PIK) ke Blok M," ujar Pramono.
Inisiatif pengembangan Transjabodetabek dan penyusunan masterplan yang komprehensif merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas transportasi publik di wilayah metropolitan Jakarta dan sekitarnya. Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang solid antar wilayah, diharapkan sistem transportasi publik dapat menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan bagi mobilitas masyarakat.